Malaysia Makin Gencar Investasi Migas di RI, Ini Buktinya

7 hours ago 2

Tangerang Selatan, CNBC Indonesia - Perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Malaysia yakni Petronas ternyata semakin gencar berinvestasi di sektor hulu migas di Indonesia. Hal ini terbukti dengan pengelolaan 11 blok atau wilayah kerja (WK) migas di Indonesia.

Vice President of International Assets Upstream Petronas Mohd Redhani Abdul Rahman menjelaskan, pihaknya sudah berinvestasi di hulu migas Indonesia sejak tahun 2000 yang dimulai melalui pengelolaan Blok Ketapang di lepas pantai (offshore) Jawa Timur.

Hingga saat ini, Redhani mengatakan, pihaknya sudah mengelola hingga 9 Kontrak Kerja Sama atau Production Sharing Contract (PSC) migas dalam negeri. Pada hari ini, Rabu (21/5/2025) rencananya akan ada 2 kontrak migas (PSC) baru lagi yang akan ditandatangani oleh Petronas.

"Perlibatan kami di Indonesia bermula pada tahun 2000 di Blok Ketapang, jika saya tidak salah, pada tahun 2000. Dan, hari ini, jumlahnya telah meningkat menjadi 9 PSC. Setengahnya dalam produksi dan setengahnya dalam eksplorasi," katanya di sela acara The 49th IPA Convex di ICE BSD, Tangerang Selatan, dikutip Rabu (21/5/2025).

Bahkan lebih masif lagi, Redhani mengatakan pihaknya juga akan menandatangani lagi sebanyak 2 PSC yang satu diantaranya bekerja sama dengan Pertamina Hulu Energi di Blok Binaiya dan satu di antaranya adalah bekerja sama dengan SK Earthon dan Inpex di Blok Serpang.

"Satu di antaranya dengan PHE di Binaiya, dan satu lagi di Serpang, bersama dengan SK Earthon dan INPEX. Jadi, itu akan menyebabkan total kita mencapai 11 PSC di Indonesia," tambahnya.

Dia pun menyebut, pihaknya kini tengah melakukan eksplorasi di wilayah Indonesia bagian timur seperti di Masela dan Bobara. Di Masela, Maluku, Petronas memiliki hak partisipasi atau Participating Interest (PI) 15%, lalu Blok Bobara, Papua Barat, Petronas akan bekerja sama dengan TotalEnergies dan PT Pertamina Hulu Energi (PHE).

"Jadi, Bobara, yang kami tandatangani tahun lalu, akan menjadi salah satu deep water PSC yang pertama yang akan beroperasi di Indonesia. Dan, kami berharap ini akan menjadi PSC yang akan membuka peluang lain di bagian timur Indonesia. Kami sangat teruja dan berharap ini akan membawa hasil yang baik pada tahun depan," bebernya.

Dengan begitu, secara keseluruhan, lanjut Redhani, pihaknya akan mengelola hingga 11 PSC di Indonesia yang terhitung hingga saat ini pihaknya telah memproduksi hingga 15 ribu barel per hari (bph) minyak di Indonesia.

"Dan, kami berharap menjadi bagian dari kontribusi utama untuk peningkatan permintaan minyak dan gas di bagian timur Jawa Timur," ujarnya.

Bahkan, pada tahun 2027 pihaknya menargetkan tambahan produksi dari Blok Hidayah yang akan berkontribusi produksi minyak hingga 30 ribu bph.

"Kami baru saja memasuki daerah Hidayah, yang semoga akan mulai berproduksi pada akhir tahun 2027. Kami berharap daerah ini akan memproduksi hampir 30.000 barel setiap hari. Kami sedang mencoba mendapatkan proyek lain di Jawa Timur, agar bisa berhasil mungkin di tahun depan, yang akan membawa 50 MMSCFD gas ke bagian timur Jawa Timur," tandasnya.


(wia)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Hubungan Makin Mesra, Investasi Malaysia di RI Masuk 5 Besar

Next Article Jelang Tutup Tahun, Pertamina Temukan Cadangan Minyak Baru di Sumatera

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |