Jakarta -
Pengiriman kontainer ke-10 yang berisi ikan beku sebanyak 16 ton ke Semarang, Jawa Tengah menjadi saksi perjuangan para nelayan di Kampung Nelayan Modern (Kalamo) Samber-Binyeri, Biak Numfor, Papua.
Pengiriman kembali ikan ke Pulau Jawa membuktikan program unggulan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI yang kini dikembangkan menjadi Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP) itu mampu meningkatkan produktivitas masyarakat nelayan secara berkelanjutan.
Ketua Koperasi Desa Samber Binyeri Maju (KSBM) Adam Mampioper mengungkapkan pada periode ini ikan hasil tangkapan nelayan cukup banyak sehingga kapasitas gudang beku di Kalamo cepat terpenuhi. Pengiriman ikan dari Kalamo Biak ke Pulau Jawa berlangsung dua hari sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Adanya gudang beku ini memudahkan penyimpanan dan distribusi ikan tangkapan nelayan. Selain itu juga berkat upaya pendampingan pemerintah dan mitra PT Perikanan Nusantara Jaya yang tidak kenal lelah membantu kami para nelayan Kalamo Samber-Binyeri," ujar Adam, dalam keterangan tertulis, Jumat (13/6/2025).
Pengiriman ikan periode ini tidak butuh waktu lama, hanya selang dua minggu dari pengiriman sebelumnya. Total nilai pengiriman ikan menyentuh Rp 400 juta, yang didominasi oleh ikan tuna, marlin, cakalang, serta jenis ikan karang.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Biak Numfor Effendi Igirisa menambahkan hingga saat ini Kalamo Biak telah mengirim total ikan sebanyak 153,82 ton dengan nilai Rp 2,456 miliar. Meski demikian, Effendi mengingatkan agar capaian ini tidak menjadi titik puas, melainkan pemacu untuk meningkatkan produktivitas.
Faktor Kunci
Plt Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Lotharia Latif, mengapresiasi capaian positif yang ditorehkan KSBM sebagai tulang punggung ekonomi pesisir dalam mengelola Kalamo Biak dengan dukungan kelembagaan dan strategi pasar yang baik.
Ia juga menjelaskan terdapat sejumlah faktor kunci yang dapat terus mendorong peningkatan produksi perikanan tangkap, di antaranya ketersediaan sarana penangkapan yang memadai, dukungan fasilitas rantai dingin (cold chain), pendampingan teknis dan manajemen usaha, kepastian akses pasar dan kemitraan usaha, kepatuhan terhadap pengelolaan perikanan berkelanjutan.
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya Trian Yunanda mengatakan keberhasilan Kalamo Biak akan direplikasi dan menjadi percontohan dalam pembangunan 100 KNMP pada tahun ini. Menurut Trian, KNMP merupakan pengembangan Kalamo, dengan anggaran yang disiapkan tiap lokasi sebesar Rp 22 miliar.
"Ini merupakan atensi dari Presiden RI untuk mendorong produktivitas masyarakat perikanan yang berkelanjutan serta mengubah wajah kampung nelayan menjadi lebih tertata dan modern," kata Tian.
Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyebut kampung nelayan tradisional terus didorong menjadi lebih modern untuk peningkatan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat di dalamnya. Program untuk merealisasikan tujuan tersebut salah satunya Kampung Nelayan Modern yang kini bertransformasi menjadi KNMP.
(hnu/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini