Kata Basarnas Usai Dianggap Lalai Evakuasi Juliana Marins di Rinjani

5 hours ago 2

Jakarta -

Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI M Syafi'i angkat bicara mengenai Tim SAR yang dinilai lalai dalam proses evakuasi jatuhnya turis Brasil Juliana Marins di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB). Syafi'i menegaskan Basarnas langsung melaksanakan tugas kemanusiaan begitu menerima informasi jatuhnya Juliana.

"Saya rasa Basarnas akan menyampaikan sesuai porsi Basarnas. Basarnas melaksanakan tugas kemanusiaan diawali sejak informasi diberikan sampai korban bisa dievakuasi," ujar Syafi'i di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/7/2025).

Syafi'i mengatakan dugaan kelalaian dalam evakuasi Juliana merupakan penilaian relatif. Menurutnya, terpenting Basarnas telah menjalankan tugas utama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menurut saya relatif (lalai atau tidak), itu disampaikan oleh siapa dan ditujukan untuk siapa. Karena yang saya sampaikan bahwa Badan SAR Nasional sesuai tugas utamanya sudah melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan yang ada," tuturnya.

Juliana Marins diketahui terjatuh di area Cemara Nunggal, jalur menuju puncak Rinjani, sekitar pukul 06.30 WITA saat mendaki melalui jaluransi. Lokasi tersebut dikenal ekstrem dengan lereng curam dan berbatu, ditambah kondisi cuaca tengah berkabut tebal.

Berdasarkan laporan, Juliana sempat meminta istirahat karena kelelahan. Namun lantaran jadwal pendakian yang ketat dan cuaca yang tidak menentu, rombongan melanjutkan perjalanan.

Lalu sekitar pukul 09:40 WITA, otoritas Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menerima laporan adanya insiden, dan tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, TNGR, BPBD, hingga relawan dikerahkan.

Sabtu sore, drone yang dioperasikan oleh turis Spanyol merekam Juliana dengan masih hidup. Ia terlihat duduk dan bergerak di tanah berabu kelabu, sekitar 300 meter di bawah jalur pendakian. Rekaman ini lalu menyebar luas di media Brasil, menunjukkan Juliana dalam kondisi terluka namun sadar, memicu harapan keluarga dan netizen Brasil.

Akan tetapi, tim SAR yang turun hingga 300 meter pada hari itu gagal menemukan karena kabut tebal dan medan berbahaya. Pada Minggu pagi (22/6), drone menunjukkan Juliana sudah tidak lagi ada di lokasi awal, diduga ia tergelincir lebih jauh ke jurang.

Senin (23/6), drone thermal mendeteksi Juliana berada di kedalaman 500 meter, namun dalam kondisi tak bergerak. Baru pada Selasa (24/6), tim SAR mencapai korban dan memastikan Juliana telah meninggal dunia.

Meninggalnya Juliana memicu kemarahan netizen Brasil dan menyalahkan Indonesia atas lambatnya penyelamatan.Kemarahan netizen Brasil itu kemudian diarahkan ke akun Instagram Presiden Prabowo Subianto.

Simak Video: Momen 'Panas' Rapat DPR-Kabasarnas soal Evakuasi Juliana Marins

(amw/idn)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |