Kabar Buruk China soal 'Harta Karun Baru Bumi' Makan Korban: Otomotif

1 day ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Pembatasan ekspor tanah jarang oleh China mulai berdampak serius pada industri otomotif global. Beberapa pabrik suku cadang mobil di Eropa menghentikan produksi, sementara Mercedes-Benz dan produsen lainnya bersiap menghadapi potensi kekurangan pasokan.

Langkah Beijing pada April lalu, yang melarang ekspor berbagai jenis tanah jarang dan magnet terkait, telah mengganggu rantai pasok vital untuk industri otomotif, kedirgantaraan, semikonduktor, dan pertahanan. China saat ini memproduksi sekitar 90% pasokan tanah jarang dunia, menjadikannya titik krusial dalam transisi energi global dan persaingan geopolitik.

"Tekanan ini memperumit sistem logistik kami yang sangat terstruktur," kata Sherry House, CFO Ford, seperti dikutip Reuters pada Kamis (5/6/2025). Ia menyebut kontrol ekspor China sebagai hambatan administratif yang terus dihadapi produsen otomotif.

Sementara itu, Komisi Eropa bergerak cepat. Komisaris Perdagangan Uni Eropa (UE) Maros Sefcovic mengatakan tengah berkoordinasi dengan pihak China untuk memperjelas situasi. Sementara itu, UE mengidentifikasi 13 proyek baru di luar blok untuk mengurangi ketergantungan pada Beijing.

"Ketergantungan 100% pada satu negara adalah risiko besar. Pembatasan ini mempercepat langkah diversifikasi kita," tegas Stephane Sejourne, Komisaris Strategi Industri UE.

Asosiasi pemasok otomotif Eropa (CLEPA) mengonfirmasi sejumlah lini produksi telah ditutup karena kekurangan material. Dari ratusan permohonan ekspor sejak April, hanya 25% yang disetujui dan sebagian ditolak karena alasan prosedural.

Mercedes-Benz, meski belum terdampak langsung, kini menyiapkan langkah perlindungan seperti membangun cadangan pasokan. BMW juga melaporkan gangguan pada pemasoknya, meski pabrik tetap beroperasi normal.

Produsen mobil AS dan Jerman menyuarakan kekhawatiran. Mereka khawatir krisis ini bisa menyerupai kekurangan chip selama pandemi Covid-19, yang sempat menghentikan jutaan unit produksi. ZF Friedrichshafen, salah satu pemasok utama dari Jerman, mengaku masih bisa mendapatkan izin dari China, namun tetap waspada.

Wolfgang Weber dari asosiasi industri ZVEI memperingatkan bahwa beberapa perusahaan hanya memiliki pasokan untuk beberapa minggu atau bulan ke depan.

Sementara itu, Autoliv, produsen airbag dan sabuk pengaman terbesar dunia dari Swedia, mengaku belum terdampak, tetapi sudah membentuk satuan tugas untuk mengantisipasi skenario terburuk terkait pembatasan ekspor China.


(tfa/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Pengusaha Minta Pemerintah Belajar Dari China Soal Ini

Next Article Panas Perang Dagang AS-China, Harta Karun Ini Jadi 'Senjata Rahasia'

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |