Iran Hancur Lebur Dibantai AS, Trump: Terima Kasih Israel!

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengadakan konferensi pers terkait serangan Washington ke pusat nuklir Iran, Sabtu (21/6/2025) malam waktu AS. Dalam kesempatan itu, Trump menyampaikan beberapa hal terkait serangan tersebut.

Trump awalnya berterima kasih kepada militer Israel atas pekerjaan luar biasa yang telah mereka lakukan. Walau begitu, Trump tidak merinci apa yang telah dilakukan oleh tentara Tel Aviv, yang sejatinya sedang dalam eskalasi saling serang dengan Iran.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada militer Israel atas pekerjaan luar biasa yang telah mereka lakukan," tuturnya dalam pidatonya pada Sabtu malam kepada rakyat.

Ia juga memuji prajurit Amerika atas operasi yang belum pernah dilihat dunia selama beberapa dekade. Secara khusus, ia mengucapkan selamat kepada Ketua Kepala Staf Gabungan Dan 'Razin' Caine, yang menurutnya merupakan jenderal yang luar biasa

"Dan yang terpenting, saya ingin mengucapkan selamat kepada para patriot Amerika yang hebat yang menerbangkan mesin-mesin luar biasa itu malam ini dan seluruh militer AS atas operasi yang belum pernah dilihat dunia selama beberapa dekade," kata presiden Partai Republik itu.

Sebelumnya, Trump mengkonfirmasi bahwa bom AS menghantam tiga lokasi nuklir di Fordow, Natanz, dan Esfahan, namun kerusakan besar difokuskan pada fasilitas nuklir yang berada di Fordow. Trump kemudian meminta Iran untuk merundingkan perdamaian.

"Kami telah menyelesaikan serangan kami yang sangat sukses terhadap tiga lokasi Nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan," tulis Trump di media sosial dikutip CNBC International.

"Semua pesawat dalam perjalanan pulang dengan selamat. Selamat kepada Prajurit Amerika kita yang hebat. Tidak ada militer lain di Dunia yang dapat melakukan ini. SEKARANG WAKTUNYA UNTUK PERDAMAIAN!" tulis presiden.

Dua sumber yang mengetahui serangan itu menyebut Washington menggunakan bom Massive Ordnance Penetrator (MOP) GBU-57A/B, yang dikenal sebagai "penghancur bunker," dalam serangannya terhadap fasilitas nuklir Iran. Bom ini hanya bisa diangkut pesawat pengebom B-2 Spirit.

MOP diyakini sebagai satu-satunya persenjataan yang mampu mencapai fasilitas yang terkubur dalam. Meskipun begitu, ada keraguan bahwa satu amunisi tunggal akan mampu menembus cukup dalam untuk mencapainya.

Tidak jelas berapa banyak MOP yang dijatuhkan. Sabtu adalah contoh pertama yang diketahui dari bom yang digunakan secara operasional.

Tindakan hari Sabtu itu menempatkan Washington dalam konflik bersenjata langsung dengan Iran, sebuah eskalasi besar di saat Israel masih menyerang Negeri Persia untuk melumpuhkan program nuklir Teheran dan menggulingkan rezimnya. Keputusan itu juga sekali lagi melibatkan militer Amerika dalam peperangan aktif di Timur Tengah, sesuatu yang Trump janjikan untuk dihindari selama masa jabatan keduanya.

Di balik layar, pemerintahan Trump sebenarnya telah berupaya mencapai kesepakatan dengan Iran terkait program nuklirnya. Dalam beberapa bulan terakhir, Trump bahkan dilaporkan mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menunda serangan.

Trump dan presiden Amerika sebelumnya telah lama bersikeras bahwa Iran tidak dapat memiliki senjata nuklir. Trump pada masa jabatan pertamanya menarik AS keluar dari perjanjian nuklir yang telah ditengahi oleh pemerintahan Obama dan negara-negara lain dengan Iran pada tahun 2015, dengan alasan perjanjian tersebut gagal melindungi Amerika atau menghalangi tujuan pengayaan Teheran.

Serupa, Israel telah lama mengklaim bahwa Iran sedang mengembangkan senjata nuklir. Netanyahu bahkan mengancam akan terus menyerang program nuklir Iran hingga negara itu tidak memiliki teknologi nuklir.

Walau begitu, di sisi lain, Iran tetap menolak tudingan tersebut. Berulang kali Tehran menegaskan kebutuhan nuklirnya hanya digunakan untuk keperluan sipil yakni pembangkit listrik.


(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Perang Baru Arab di Depan Mata, Israel Ancam Negara Ini Bakal Tamat

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |