Harga Batu Bara Volatil, Pelaku Usaha Tetap Optimis Hadapi 2025

7 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara menunjukkan tren pergerakan yang volatil dalam beberapa waktu terakhir. Tidak heran jika volatilitas pergerakan harga batu bara turut menjadi perhatian bagi pelaku usaha, salah satunya PT Bumi Resources Tbk (BUMI).

Seperti diketahui, akhir-akhir ini harga batu bara kembali melambung berkat dukungan Vietnam, Jepang, dan Australia yang meningkatkan permintaannya terhadap komoditas tersebut. Namun, harga batu bara masih rawan tertekan seiring adanya tantangan dari China yang terus mengurangi impor energi fosil ini.

Merujuk data Refinitiv, harga batu bara acuan ICE Newcastle untuk kontrak dua bulan atau yang berakhir Juli 2025 berada di level US$ 108,95 per ton pada perdagangan Jumat (13/6/2025) atau akhir pekan lalu. Harga batu bara sudah naik tiga hari beruntun atau mengakumulasi penguatan mingguan sebesar 0,60% sekaligus melanjutkan tren positif selama dua pekan terakhir.

Permintaan batu bara akhir-akhir ini mulai meningkat dari beberapa negara seperti Vietnam dan Jepang, ditambah ada gangguan pasokan dari Australia dan eskalasi perang yang meningkat antara Israel dan Iran.

Beberapa waktu sebelumnya, harga batu bara sempat mengalami volatilitas. Pada Selasa (10/6/2025) pekan lalu harga batu bara tercatat berada di level US$ 105,85 per ton atau menyusut 2,44% bila dibandingkan pada penutupan tanggal 9 Juni 2025 atau sehari sebelumnya. Posisi ini sempat menjadi yang terendah sejak 30 Mei 2025.

Pelemahan harga batu bara saat itu cukup dipengaruhi oleh India yang meningkatkan produksi pembangkit listrik tenaga surya, sehingga kebutuhan mereka terhadap komoditas tersebut berkurang.

Melansir oilprice.com, India mencatat rekor produksi listrik tertinggi dari pembangkit listrik tenaga surya antara bulan Januari dan April dengan produksi listrik meningkat hingga 32,4% dari tahun sebelumnya. Di sisi lain, India tetap menjaga pembangkit listrik tenaga batu bara tetap stabil meskipun permintaan meningkat.

Meski demikian, VP Investor Relations & Chief Economist Bumi Resources Achmad Reza Widjaja menuturkan, pihaknya tidak khawatir dengan volatilitas harga batu bara di pasar global. Sebab, sejauh ini tidak ada perubahan kontrak dengan pelanggan meskipun harga batu bara kerap kali naik-turun dalam waktu yang cepat.

BUMI juga tetap memproduksi batu bara sesuai yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2025. "Selama ini harga jual (batu bara) masih dapat meng-cover biaya produksi," kata Reza kepada CNBC Indonesia, ditulis Selasa (17/6/2025).

Lantas, BUMI juga belum melakukan penyesuaian produksi batu bara sampai saat ini. Dengan kata lain, target produksi batu bara BUMI tidak ada yang berubah ataupun mengalami penurunan. Sebelumnya, BUMI menetapkan target produksi batu bara sebanyak 80 juta ton pada 2025.

Tidak hanya itu, BUMI juga memastikan bahwa kegiatan ekspor batu bara tetap berjalan lancar, termasuk ke India, meski negara tersebut sedang gencar meningkatkan penggunaan pembangkit listrik berbasis tenaga surya.

"Ekspor ke India masih tetap ada dari BUMI," tandas Reza.


(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Naik Tajam, Laba Bersih Bumi Resources (BUMI) Melonjak 45,5% di 2024

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |