Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert melontarkan kecaman paling kerasnya terhadap kebijakan militer negaranya di Jalur Gaza. Dalam artikel opininya di harian dan portal berita Haaretz, Olmert menyatakan secara tegas bahwa Israel saat ini sedang melakukan kejahatan perang dan membunuh ribuan warga sipil Palestina serta banyak tentara Israel secara sia-sia.
"Negara Israel saat ini sedang menjalankan perang tanpa tujuan, tanpa sasaran yang jelas, tanpa perencanaan matang, dan tanpa peluang keberhasilan," tulis Olmert, yang menjabat sebagai perdana menteri dari 2006 hingga 2009 dan merupakan mantan anggota partai Likud-partai yang kini dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Olmert menambahkan, "Sejak berdirinya, negara Israel belum pernah menjalankan perang seperti ini. Geng kriminal yang dipimpin oleh Netanyahu telah menciptakan preseden yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Israel."
Ia mengkritik keras skala korban sipil yang terus meningkat di Gaza, menyebut jumlahnya telah mencapai tingkat "monster".
"Korban sia-sia dari kalangan rakyat Palestina telah mencapai proporsi yang mengerikan," tulisnya. "Operasi militer terbaru di Gaza tidak ada hubungannya dengan tujuan perang yang sah. Ini bukan lagi perang negara. Ini sudah menjadi perang pribadi politik."
Olmert yang selama ini menyangkal Israel melakukan kejahatan perang, kini menyatakan bahwa ia tidak lagi bisa mempertahankan pandangan itu.
"Selama bertahun-tahun saya mengatakan dengan keyakinan bahwa Israel tidak menyerang warga sipil Gaza secara sembarangan. Namun dalam beberapa minggu terakhir, saya tidak bisa lagi mengatakan itu," ujarnya.
"Apa yang sedang kita lakukan di Gaza sekarang adalah perang penghancuran: pembunuhan warga sipil secara sembarangan, tanpa batas, kejam, dan kriminal. Ini merupakan hasil dari kebijakan pemerintah - yang dijalankan dengan sadar, jahat, keji, dan tidak bertanggung jawab," tegasnya, sebagaimana dikutip The Guardian, Rabu (28/5/2025).
"Ya, Israel sedang melakukan kejahatan perang."
Pernyataan Olmert menuai kemarahan dari kalangan partai sayap kanan Israel. Dalam wawancaranya dengan BBC pekan lalu, Olmert menyebut konflik yang sedang berlangsung sebagai "perang tanpa tujuan - perang tanpa peluang untuk mencapai sesuatu yang bisa menyelamatkan nyawa para sandera."
Pernyataan tersebut dianggap mencederai tentara dan pemerintah Israel oleh sejumlah menteri kabinet Netanyahu.
Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Sa'ar, menuduh Olmert dan pemimpin Partai Demokrat Israel, Yair Golan, "berperan aktif dalam kampanye diplomatik, perang propaganda, dan upaya hukum melawan negara Israel dan Pasukan Pertahanan Israel (IDF)."
Golan sendiri sebelumnya mengatakan bahwa "negara yang waras tidak membunuh bayi sebagai hobi, tidak memerangi warga sipil, dan tidak menjadikan pengusiran massal sebagai tujuan militer."
Sementara itu, Menteri Pendidikan Yoav Kisch menyebut Olmert telah "menusuk dari belakang" para tentara Israel yang sedang mempertaruhkan nyawa mereka.
"Saat IDF berjuang melawan teroris pembunuh, dia justru memprovokasi dan menyebarkan hasutan," ujarnya. Menteri Kesetaraan Sosial May Golan pun menyindir, "Ada warga sipil tak bersalah di Gaza-sebanyak 58 orang, yaitu para sandera Israel yang ditahan Hamas."
Pernyataan Olmert juga datang di tengah perdebatan politik sengit di dalam negeri. Beberapa media Israel menilai kritik Olmert sebagai tanggapan terhadap sikap keras sayap kanan atas kembalinya distribusi bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Menteri Keuangan sayap kanan, Bezalel Smotrich, secara terbuka menyatakan bahwa Israel sedang "menghancurkan semua yang tersisa di Gaza."
"Kami tidak meninggalkan satu batu pun. Kami menaklukkan, membersihkan, dan akan tetap di Gaza sampai Hamas dihancurkan," kata Smotrich.
Ia juga menegaskan bahwa IDF kini menargetkan infrastruktur sipil Hamas dan membunuh "menteri, birokrat, dan para pengelola dana" organisasi tersebut.
Sementara itu, tokoh sayap kanan Moshe Feiglin menyampaikan pernyataan ekstrem di TV Channel 14. "Musuh kita bukan Hamas. Musuh kita adalah setiap anak di Gaza. Kita harus menduduki Gaza dan menetap di sana. Tidak boleh ada satu anak Gaza pun yang tersisa. Hanya itu kemenangan."
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Bombardir Gaza Lagi, Netanyahu "Berkoar" Rebut Seluruh Wilayah
Next Article Tentara Israel Blokir Jalan, Ribuan Warga Gaza Tak Bisa Pulang