Ekonomi AS Kembali Perkasa, Dolar Naik ke Rp16.275

1 day ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah usai indeks dolar AS menguat seiring dengan data-data ekonomi AS yang menunjukkan angka lebih baik dan kembalinya para pelaku pasar dari liburan.

Merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Rabu (28/5/2025) dibuka melemah 0,03% di posisi Rp16.275/US$.

Sementara indeks dolar AS (DXY) menguat 0,15% ke angka 99,67 pada pukul 09:00 WIB.

Rupiah melemah usai indeks dolar AS menunjukkan penguatan selama tiga hari beruntun.

Dolar AS menguat pada perdagangan Selasa dan berlanjut hari ini, usai menerima sejumlah dukungan saat para pelaku pasar kembali dari liburan usai hari libur Nasional di Inggris dan AS, meskipun kekhawatiran tetap ada atas kebijakan perdagangan pemerintahan Trump yang tidak pasti serta rancangan undang-undang pajak dan belanja yang sedang dibahas di Kongres.

Penguatan dolar AS juga didorong oleh data yang menunjukkan kepercayaan konsumen AS pada bulan Mei jauh lebih baik dari yang diharapkan para ekonom.

The Conference Board mengatakan pada hari Selasa bahwa indeks kepercayaan konsumennya naik 12,3 poin pada bulan Mei menjadi 98, naik dari 85,7 pada bulan April, angka terendah sejak Mei 2020.

Pengukuran ekspektasi jangka pendek warga Amerika terhadap pendapatan, kondisi bisnis, dan pasar kerja mereka melonjak 17,4 poin menjadi 72,8, tetapi tetap di bawah 80, yang dapat menandakan resesi di masa mendatang.

Proporsi konsumen yang disurvei yang mengatakan bahwa mereka berpikir resesi AS akan terjadi dalam 12 bulan ke depan juga menurun dari bulan April.

Kebijakan Trump yang agresif dan tidak dapat diprediksi termasuk pajak impor yang besar telah mengaburkan prospek ekonomi serta pasar kerja dan menimbulkan kekhawatiran bahwa ekonomi Amerika sedang menuju resesi.

Namun, penarikan tarif Trump, jeda, dan negosiasi dengan beberapa mitra dagang mungkin telah menenangkan kegelisahan untuk sementara waktu.

"Pemulihan sudah terlihat sebelum kesepakatan perdagangan AS-China pada 12 Mei tetapi mendapatkan momentum setelahnya," ujar Stephanie Guichard, ekonom senior di Conference Board.

Trump awalnya mengenakan tarif 145% yang mencengangkan pada sebagian besar barang dari Tiongkok, tetapi setuju untuk jeda 90 hari untuk negosiasi. AS juga mencapai kesepakatan dengan Inggris pada awal Mei.

Selama liburan akhir pekan Memorial Day, Trump dan para pemimpin Uni Eropa mengumumkan bahwa tarif 50% presiden atas impor dari UE, yang diumumkannya pada hari Jumat, ditunda hingga 9 Juli. Pengumuman itu tidak akan memengaruhi survei dewan, yang ditutup pada 19 Mei.

Namun, para pelaku pasar juga waspada untuk berpegang teguh pada dolar AS sementara RUU pemotongan pajak Trump tetap menjadi isu yang sedang hangat, mengingat RUU tersebut diperkirakan akan menambah tumpukan utang secara substansial di ekonomi terbesar di dunia, sebuah faktor yang berkontribusi terhadap penurunan peringkat kredit negara bagian AS oleh Moody's awal bulan ini.

Dewan Perwakilan Rakyat AS minggu lalu mengesahkan versi RUU pemotongan pajak Trump, dan sekarang RUU tersebut akan dibawa ke Senat di mana kemungkinan akan terjadi perdebatan yang lebih sengit.

"Untuk saat ini, harapan terbaik bagi dolar adalah data yang masuk dapat meredakan kekhawatiran resesi. Itu diperlukan, karena kekhawatiran defisit mulai mengguncang posisi dolar yang sudah rapuh," imbuh ING.

Data ekonomi yang akan dirilis hari Rabu mencakup angka-angka tentang barang tahan lama, perumahan, dan keyakinan konsumen, dan ada juga pidato dari Presiden Federal Reserve Minneapolis Neel Kashkari dan Presiden Fed New York John Williams untuk dicerna.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(saw/saw)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Rupiah Menguat, Dolar AS Jatuh ke Level Rp 16.200-an

Next Article Rupiah Belum Bertenaga, Dolar Dibuka Naik Tipis ke Rp16.350

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |