Detik-detik Kecelakaan, Kapten Air India Diduga Matikan Aliran BBM

6 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Investigasi awal terhadap kecelakaan pesawat Air India rute Ahmedabad-London, Inggris yang menewaskan 260 orang mengindikasikan bahwa kapten secara tidak sengaja memutus aliran bahan bakar ke mesin tak lama setelah lepas landas. Informasi ini bersumber dari analisis awal rekaman suara kokpit oleh otoritas Amerika Serikat.

Seorang sumber yang mengetahui proses investigasi menyebut, kopilot terdengar mempertanyakan keputusan kapten memindahkan sakelar bahan bakar ke posisi cutoff, yang memutus suplai bahan bakar ke mesin.

"Kenapa dipindah ke situ? Kembalikan," ujar sang kopilot, seperti terekam dalam rekaman yang belum dirilis ke publik, seperti dikutip Reuters pada Jumat (18/7/2025). Sumber tersebut berbicara dengan syarat anonim karena penyelidikan masih berlangsung.

Meskipun belum ada rekaman visual yang mengonfirmasi siapa yang memutar sakelar, bukti percakapan mengarah pada sang kapten. Laporan awal Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India (AAIB) menyebut sakelar bahan bakar kedua mesin berpindah dari run ke cutoff hanya beberapa detik setelah pesawat mengudara.

"Pesawat kehilangan daya dorong pada ketinggian 650 kaki dan tak sempat pulih sebelum jatuh," kata pakar keselamatan penerbangan John Nance.

Pesawat Boeing 787 itu menghantam pepohonan dan cerobong asap, sebelum meledak di kawasan kampus kedokteran dan menewaskan 19 orang di darat serta 241 dari 242 penumpang pada 12 Juni lalu.

AAIB merilis laporan awal pada Sabtu lalu yang menyebutkan tak ditemukan indikasi gangguan teknis atau kelalaian perawatan. CEO Air India, Campbell Wilson, dalam memo internal mengatakan, "Semua perawatan telah dilakukan sesuai standar. Tidak ada temuan kerusakan teknis pada sistem pesawat."

Regulator AS seperti FAA dan Boeing telah mengeluarkan pernyataan bahwa sakelar bahan bakar Boeing dalam kondisi aman. Sementara itu, Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) menyatakan dukungannya terhadap investigasi yang dipimpin India.

"Keselamatan penerbangan internasional bergantung pada pembelajaran dari setiap kecelakaan besar. Bahkan jika tidak ada kesalahan teknis, kami tetap harus mengetahuinya," ujar Ketua NTSB Jennifer Homendy.

Pakar menyebut, ketiadaan kamera di dek kokpit menyulitkan penyelidikan. "Rekaman video bisa jadi penentu utama dalam kasus seperti ini," kata John Nance. Ia juga menegaskan pentingnya mengevaluasi seluruh kemungkinan faktor penyebab kecelakaan.

AAIB sendiri mengecam pemberitaan spekulatif yang beredar di media internasional. "Terlalu dini untuk menarik kesimpulan pasti. Investigasi masih berlangsung," bunyi pernyataan lembaga tersebut, Kamis lalu.

Laporan akhir diharapkan terbit paling lambat satu tahun setelah insiden, sesuai regulasi internasional. Sementara itu, tekanan terhadap industri penerbangan untuk menambahkan cockpit video recorder dalam pesawat komersial kian menguat pasca kecelakaan ini.


(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Pesawat Air India Boeing 787 Jatuh, Bawa 242 Penumpang & Awak

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |