Beradaptasi di Era Baru: Transformasi Ekonomi Dunia dan Respons RI

8 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank DBS Indonesia kembali menggelar acara tahunan DBS Asian Insight Conference pada hari ini, Rabu (21/5/2025).

Pada 2024, DBS Asian Insights Conference 2024 dengan tema "Election to Action: Crafting A Sustainable Future Towards Golden Indonesia 2045 and ESG Excellence" yang bertujuan untuk membahas strategi pertumbuhan ekonomi Indonesia pasca pemilu dan langkah menuju Indonesia Emas 2045.

Dalam konferensi tersebut, hadir perwakilan dari pemerintah maupun pakar termasuk Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, dan Chief Economist DBS Group Research Taimur Baig.

Hilirisasi diidentifikasi sebagai strategi utama untuk meningkatkan nilai tambah komoditas, memperkuat struktur industri, dan menciptakan lapangan kerja baru. Bank DBS Indonesia menegaskan komitmennya dalam mendukung solusi keuangan berkelanjutan yang berfokus pada energi terbarukan dan infrastruktur, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.

Untuk diketahui, hilirisasi menambah nilai komoditas karena proses ini melibatkan pengolahan bahan mentah menjadi produk setengah jadi atau produk jadi, yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi. Dengan begitu, nilai jual komoditas meningkat, menciptakan peluang keuntungan lebih besar bagi produsen. Beberapa alasan mengapa hilirisasi penting adalah:

  1. Nilai tambah: Produk hasil olahan biasanya memiliki harga jual yang lebih tinggi dibandingkan bahan mentah.
  2. Diversifikasi produk: Hilirisasi memungkinkan terciptanya berbagai produk turunan dari satu jenis bahan mentah.
  3. Lapangan kerja: Dengan adanya industri pengolahan, tercipta lebih banyak peluang pekerjaan di sektor tersebut.
  4. Ketahanan ekonomi: Negara dapat mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah dan memaksimalkan potensi sumber daya alam lokal.
  5. Peningkatan daya saing: Produk jadi memiliki daya saing lebih tinggi di pasar global karena kualitas dan inovasi.

Sebagai contoh, dalam sektor pertambangan, hilirisasi nikel di Indonesia menghasilkan produk seperti stainless steel yang lebih berharga dibandingkan ekspor bijih nikel mentah. Hal ini juga memperkuat posisi ekonomi negara di pasar internasional.

Harapan Sektor Pertambangan

Sektor pertambangan diharapkan bisa menjadi salah satu penopang untuk target pertumbuhan ekonomi yang lebih besar ke depannya.

Sebagai informasi, dua lembaga internasional, IMF dan World Bank (Bank Dunia) memperkirakan geliat ekonomi global akan suram pada tahun ini, membuat mereka menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi.

Dalam dokumen World Economic Outlook (WEO) edisi April 2025, IMF telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia untuk tahun ini menjadi 2,8%, dari sebelumnya mereka perkirakan bisa tumbuh 3,3%.

Pemangkasan ramalan pertumbuhan ekonomi IMF ini didasari dari perang dagang melalui pengenaan tarif tinggi oleh Amerika Serikat (AS)dan seluruh negara mitra dagangnya, hingga kebijakan publik yang tak pasti kerap dikeluarkan para pemimpin negara-negara.

Adapun World Bank, baru merilis proyeksi ekonomi khusus kawasan Asia Timur dan Pasifik. Dalam laporan Regional Economic Update 2025, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan di kawasan Asia Timur dan Pasifik akan melambat ke angka 4% pada 2025, turun 1% dibandingkan realisasi 5% pada 2024.

Bank Dunia menjelaskan situasi global yang tidak menentu berdampak kepada kepercayaan dunia usaha dan konsumen, menghambat investasi dan konsumsi. Pembatasan perdagangan akan berdampak terhadap tingkat ekspor Asia Timur dan Pasifik, sementara pertumbuhan global yang melambat kemungkinannya akan menurunkan permintaan eksternal lebih jauh.

Besar harapan dengan semakin fokusnya pemerintah dalam mengembangkan industri pertambangan dan bertambahnya investasi ke sektor ini, pertumbuhan PDB Indonesia dapat semakin menanjak ke depannya.

Regulasi baru, hilirisasi mineral, serta kebijakan insentif pemerintah menjadi faktor penentu keberlanjutan sektor ini di 2025.

Tak hanya itu, kontribusi sektor pertambangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga masih tergolong cukup besar. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut di 2024 sektor pertambangan masuk ke dalam salah satu lima lapangan usaha dengan kontribusi terbesar ke ekonomi RI, setelah industri pengolahan, perdagangan, pertanian, dan konstruksi. Begitu pula untuk kuartal I-2025, industri pertambangan merupakan industri dengan distribusi lapangan usaha terbesar kelima terhadap PDB.

Pentingnya sektor pertambangan dan kontribusinya disadari oleh pemerintah dengan melakukan larangan ekspor mineral mentah sejak 2014 lalu, diikuti dengan kewajiban melakukan hilirisasi untuk komoditas mineral dan batu bara di tanah air. Sektor pengolahan pun memberikan kontribusi yang besar bagi ekonomi RI.

Sustainable Downstream Processing: Balancing Economic Growth with Environmental Integrity

Dalam acara DBS Asian Insights Conference 2024 pada tahun lalu tersebut, terdapat sesi bertajuk "Sustainable Downstream Processing: Balancing Economic Growth with Environmental Integrity", Ketua Kadin Energy Transition Task Force Anthony Utomo dan EVP Pengembangan Produk Komersial PT PLN, Ririn Rachmawardini, membahas manfaat hilirisasi industri.

Anthony menyoroti peluang besar di sektor otomotif, terutama dengan insentif bagi produsen kendaraan listrik yang mendirikan pabrik di Indonesia.

Kadin Indonesia mendukung perusahaan melalui platform Kadin Net Zero Hub, memberikan pelatihan gratis menuju emisi nol bersih. Ririn menegaskan komitmen PLN terhadap energi terbarukan, dengan rencana penambahan kapasitas listrik hijau sebesar 54 gigawatt pada 2040 dan eksplorasi model kemitraan untuk mempercepat proyek energi terbarukan di Indonesia

Selain PLN, pada 2023 Bank DBS Indonesia mengalokasikan Rp6,1 triliun untuk mendanai berbagai proyek hijau dan berkelanjutan di sektor otomotif, pangan dan pertanian, minyak dan gas, serta energi. Sebanyak 30% dari dana tersebut dialokasikan khusus untuk proyek energi terbarukan, sesuai dengan pilar keberlanjutan pertama Bank DBS Indonesia, Responsible Banking.

Presiden Direktur PT Bank DBS IndonesiaLim Chu Chongmenyoroti pentingnya langkah-langkah berkelanjutan untuk masa depan Indonesia. "Lonjakan ekspor dan penanaman modal asing, serta peningkatan status Indonesia menjadi negara berpendapatan menengah ke atas oleh Bank Dunia pada pertengahan 2023, menggarisbawahi potensi besar Indonesia.

Untuk memastikan pertumbuhan yang konsisten, langkah-langkah berkelanjutan harus diambil untuk mempersiapkan masa depan Indonesia yang lebih baik. Bank DBS Indonesia tetap berkomitmen untuk mendukung hal ini melalui pembiayaan dan inisiatif yang berkelanjutan, sejalan dengan misi kami untuk menjadi 'Bank Terbaik untuk Dunia yang Lebih Baik'," kataLim Chu Chong.

Bank DBS Jaga Hubungan Bilateral RI-China

Bank DBS Indonesia menggelar Indonesia-China Business Forum 2024 untuk memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan China. Acara ini dihadiri oleh 225 peserta, termasuk perwakilan perusahaan dari Indonesia, China, dan Hong Kong.

Para pembicara utama meliputi Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia Lim Chu Chong, CEO Bank DBS China Ginger Cheng, dan Deputi Sekretaris Jenderal Kadin Indonesia Komite China Rahmad Widjaja Sakti.

Forum ini menyoroti pentingnya investasi China dalam pengembangan industri hijau dan hilirisasi sumber daya alam Indonesia, serta membahas strategi peningkatan investasi asing langsung di bawah pemerintahan baru.

Selain diskusi panel, diadakan sesi klinik dengan perusahaan ternama seperti PT Indomobil Sukses Internasional Tbk dan PT Adaro Power, yang membahas peluang di sektor otomotif, logam, dan energi terbarukan. Acara ini merupakan bagian dari DBS Asian Insights Conference 2024 yang bertema "Election to Action: Crafting A Sustainable Future Towards Golden Indonesia 2045 and ESG Excellence".

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |