Bensin Indonesia Terancam Tak Laku Gara-Gara Inovasi Korea Selatan

1 day ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemajuan teknologi kendaraan listrik kian pesat, salah satunya ditandai dengan hadirnya baterai berbahan silikon hasil pengembangan ilmuwan Korea Selatan. Inovasi ini berpotensi membawa perubahan besar dalam dunia otomotif, khususnya dalam mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak (BBM) dan mempercepat adopsi kendaraan listrik.


Tim peneliti dari Pohang University of Science and Technology berhasil menciptakan baterai silikon yang sanggup membawa kendaraan menempuh jarak hingga 1.000 kilometer hanya dengan sekali pengisian. Temuan ini memberikan solusi atas masalah keterbatasan jarak tempuh yang selama ini menjadi kendala utama bagi konsumen untuk beralih dari mobil bensin ke kendaraan listrik.


Dengan daya jelajah yang lebih panjang, bukan tak mungkin baterai silikon menjadi pemicu pergeseran besar dari mobil konvensional ke kendaraan listrik di masa depan.


Adapun material silikon banyak diteliti untuk digunakan dalam pembuatan baterai karena tersedia melimpah berbagai belahan dunia. Meski demikian, silikon juga punya karakter yang membuatnya bermasalah.


Ukuran elemen silikon bisa bertambah besar hingga tiga kali saat dicas, kemudian menyusut kembali. Karena itu, kebanyakan penelitian mencoba membuat baterai dengan material silikon berbentuk partikel nano yang ukurannya sangat kecil.


Permasalahannya, ongkos untuk memproduksi partikel nano sangat mahal dan prosesnya sangat kompleks.


Peneliti dari Pohang punya pendekatannya yang berbeda. Mereka justru menggunakan partikel silikon berkurang 1.000 kali lebih besar, yaitu dalam skala mikro. Elemen ukuran ini lebih mudah dan murah untuk diproduksi dengan densitas energi yang lebih lega.


Peneliti kemudian mencari solusi dari masalah kembang-kempis partikel silikon. Mereka menggunakan gel polimer elektrolit yang bentuknya berubah ketika elemen silikon berubah bentuk. Gel ini kemudian diikat secara kimia dengan radiasi lewat tembakan elektron. Hasilnya, adalah ikatan yang stabil meskipun partikel silikon kembang-kempis.


Bahkan, kestabilan baterai silikon buatan para peneliti setara dengan baterai lithium-ion standar, dengan densitas energi 40 persen lebih besar.


"Kami menggunakan anoda mikro-silikon, hasilnya tetap baterai yang stabil. Riset ini membawa kita lebih dekat ke sistem baterai lithium-ion densitas-energi-tinggi," kata Park Soojin dari Pohang University.


Para peneliti menyatakan baterai rancangan mereka bisa dengan mudah diaplikasikan.


(hsy/hsy)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo Targetkan 2 Juta EV Diproduksi RI di 2027

Next Article Bukan Cuma Cadangan Besar, Ini Jadi Penentu Hilirisasi Nikel

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |