AHY Ajak Berbagai Pihak Bersama Wujudkan Program Prioritas Prabowo

1 day ago 6

Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengajak seluruh pihak untuk mewujudkan program prioritas Presiden Prabowo, khususnya pada sektor infrastruktur. Dia menilai infrastruktur yang menurunkan biaya logistik dan meningkatkan produktivitas.

Hal tersebut diungkapkan olehnya saat membuka International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta, hari ini. Forum internasional yang berlangsung selama dua hari ini dihadiri oleh lebih dari 7.000 delegasi dari 33 negara, termasuk para menteri, duta besar, mitra pembangunan, serta pelaku usaha global.

"Infrastruktur adalah fondasi pertumbuhan inklusif yang berkualitas tinggi. Jika kita membangun dengan bijak, dengan ketahanan, keadilan, dan urgensi, kita tidak hanya akan mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi juga mempertahankannya untuk generasi mendatang," kata AHY dalam keterangan tertulis, Rabu (11/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AHY menyampaikan bahwa Indonesia tengah berpacu melawan tiga jam urgensi yakni jam demografi dengan lebih dari 3 juta penduduk baru setiap tahun, jam ekonomi untuk memperluas kelas menengah dan daya saing, dan jam ekologi krisis iklim yang telah nyata memengaruhi kota, pesisir, serta sistem pangan.

Mengusung tema 'Sustainable Infrastructure for the Future: Innovation and Collaboration', ICI 2025 menjadi wadah kolaborasi global dari peserta lintas enam benua. AHY pun menggarisbawahi bahwa infrastruktur bukan hanya soal membangun fisik, tetapi tentang membuka akses, menciptakan kesempatan, dan menyatukan bangsa.

"Presiden Prabowo Subianto telah mengusung agenda pembangunan yang jelas dan berani. Kita harus mengamankan masa depan bangsa dengan memperkuat ketahanan pangan, ketahanan air, ketahanan energi melalui masa depan yang terintegrasi, adil, dan berkelanjutan," jelasnya.

"Indonesia juga telah menetapkan target nasional ambisius untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8% dalam beberapa tahun mendatang. Untuk mencapainya, kita tidak bisa hanya mengandalkan konsumsi domestik. Kita harus membuka potensi penuh dari ekonomi riil kita, dari petani hingga pabrik, dari pelabuhan hingga platform digital. Itu berarti investasi infrastruktur yang berani," sambung AHY.

AHY berharap ICI 2025 menjadi titik tolak bagi lahirnya komitmen nyata, kemitraan transformatif, dan aksi lintas batas demi membangun sistem infrastruktur global yang tidak hanya kuat, tetapi juga adil serta regeneratif.

"Saat kita menatap masa depan, mari kita ingat bahwa infrastruktur bukan hanya soal apa yang kita bangun, tetapi juga apa yang kita wujudkan. Ini tentang memungkinkan anak agar dapat belajar dengan aman di sekolah, petani agar bisa menyiram tanaman di tengah iklim yang berubah, keluarga agar dapat mengakses air bersih, dan wirausahawan agar bisa membawa ide ide mereka ke pasar," tutup AHY.

Sebagai informasi tambahan, International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 berlangsung pada 11-12 Juni 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC) diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan.

Konferensi ini mempertemukan pemimpin pemerintahan, CEO perusahaan global, institusi pembiayaan internasional, serta perwakilan negara-negara sahabat untuk memperkuat kerja sama strategis dan mendorong inovasi di sektor infrastruktur.

ICI 2025 hadir sebagai forum dialog dan kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat transformasi infrastruktur yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan. Selain menjadi ajang pengenalan proyek-proyek prioritas nasional kepada calon investor. Konferensi ini juga akan menjadi tempat pertukaran gagasan dan strategi untuk menghadapi krisis iklim dan risiko bencana alam, meningkatkan konektivitas antar wilayah, menyusun skema pembiayaan yang inovatif serta inklusif, dan membangun ekosistem investasi infrastruktur jangka panjang.

Dalam acara tersebut bakal menghadirkan 15 Menteri dan 3 Wakil Menteri dari Indonesia dijadwalkan menjadi keynote speaker di berbagai sesi. Selain itu, akan ada lima sesi pleno yang melibatkan pengambil kebijakan tingkat tinggi dan pemimpin global serta 15+ sesi tematik yang membahas isu-isu strategis seperti urbanisasi dan kota masa depan, infrastruktur ketahanan iklim dan energi bersih, transportasi publik dan konektivitas antarpulau, infrastruktur digital dan pendidikan, dan strategi pembiayaan serta keterlibatan sektor swasta.

(akn/ega)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |