Adu Kuat Dividen Saham BUMN, Siapa Juara?

1 day ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Dividen sangat penting bagi para pemegang saham karena beberapa alasan utama yang berkaitan dengan pendapatan, kepercayaan, dan nilai investasi. Dividen menjadi penghasilan langsung yang diterima pemegang saham tanpa perlu menjual sahamnya.

Salah satu saham yang rutin dalam membagikan dividen adalah saham-saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

BUMN membagikan dividen karena beberapa alasan utama, baik dari sisi bisnis maupun kewajiban sebagai entitas milik negara, yang dimana perusahaan yang sebagian besar (atau seluruhnya) dimiliki oleh pemerintah. Pemerintah sebagai pemegang saham mayoritas berhak mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan dalam bentuk dividen.

Kabar terbaru, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) akan membagikan dividen tunai dari laba bersih tahun buku 2024 sebesar 89% dari laba bersih atau sejumlah Rp 21 triliun.

Keputusan tersebut disetujui oleh pemegang saham TLKM lewat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dengan dividen tunai yang akan dibagikan tersebut setara Rp 212,5 per saham atau yield dividen setara dengan 7,51% dari penutupan perdagangan kemarin Selasa (27/5/2025) di level Rp2.830 per lembar saham.

Adapun laba bersih TLKM sepanjang tahun 2024 sebesar Rp 23,6 triliun.

Sementara, sisa laba bersih akan dibukukan sebagai laba ditahan sebesar 11% dari laba bersih atau sejumlah Rp 2,59 triliun.

Diketahui, TLKM menutup tahun 2024 dengan mencatat kinerja keuangan yang positif. Telkom membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp150,0 triliun atau tumbuh 0,5% dibandingkan tahun sebelumnya.

EBITDA (Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi) konsolidasi tercatat sebesar Rp75,0 triliun dengan margin EBITDA tetap terjaga pada 50,0%, meskipun terdampak oleh program Pensiun Dini (Early Retirement Program/ERP) yang dilaksanakan pada kuartal II 2024. Selain itu, Perseroan juga mencatat laba bersih sebesar Rp23,6 triliun dengan margin laba bersih pada 15,8%. Sedangkan untuk laba bersih operasional tercatat sebesar Rp24,1 triliun dengan margin laba bersih operasional 16,1%.

Pada kuartal IV 2024, Telkom mencatat pertumbuhan pendapatan positif sebesar 2,2% QoQ menjadi Rp37,7 triliun. Sementara itu, pada periode ini laba bersih meningkat sebesar 1,0% QoQ menjadi Rp6,0 triliun, dengan margin laba bersih sebesar 15,8%.

Dividen yield saham TLKM tak kalah besar jika dibandingkan dengan beberapa saham BUMN yang telah melaksanakan pembagian dividen di tahun ini.

Sementara dua saham BUMN lainnya akan segera mengumumkan dividen.

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) alias Pertamina Gas Negara (PGN) bakal menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada akhir bulan ini. Rapat tersebut bakal digelar pada Rabu (28/5/2025) di Auditorium Graha PGAS pukul 14.00 WIB.

Terdapat sejumlah mata acara rapat dalam rapat tersebut, di antaranya penetapan penggunaan laba bersih, yang mencakup pembagian dividen untuk tahun buku 2024.

Mengingatkan saja, subholding gas Pertamina itu secara konsolidasi mencatatkan laba bersih sebesar US$ 349,66 juta atau sekitar Rp 5,63 triliun pada tahun 2024. Perolehan itu naik 22,05% secara tahunan atau year on year (yoy) dari sebelumnya sebesar US$ 293,02 juta pada tahun 2023.

Sementara itu, PGN telah membagikan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar US$222,43 juta Rp 148 per saham. Maka demikian, dividen tahun buku 2024 yang akan dibagikan perusahaan itu berpotensi meningkat.

Selain itu, RUPST mendatang juga akan membahas susunan pengurus PGN. Seperti diketahui, para perusahaan pelat merah telah melakukan perombakan pada susunan pengurusnya. Maka, penetapan pengurus PGN menjadi salah satu agenda yang dinanti-nantikan para investor dan publik.

Kemudian, emiten emas pelat merah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) secara historis dikenal royal bagi dividen. Oleh karena itu menarik dicermati prospeknya jelang Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) bulan depan.

Sebagai catatan, ANTM akan melangsungkan RUPS pada 12 Juni 2025 mendatang. Secara historis, ANTM pernah membagikan payout ratio sampai 100% dari laba tahun buku 2023. Ini artinya, laba bersih yang dihasilkan sepanjang tahun tersebut dibagikan seluruhnya bagi investor.

Tak menutup kemungkinan pada tahun in dividen yang dibagikan bisa moncer lagi, mengingat sepanjang 2024 lalu, harga acuan emas dunia bergerak ciamik, bahkan mencetak rekor beberapa kali.

Kinerja keuangan ANTM sepanjang tahun lalu juga tak kalah ciamik. Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk (laba bersih) ANTM tercatat naik 122% secara kuartalan (qoq) menjadi Rp 1,4 triliun pada kuartal IV-2024.

Hal tersebut membuat total laba bersih selama setahun penuh pada 2024 melambung 19% menjadi Rp 3,6 triliun.

Sementara itu, kuartal IV-2024, pendapatan melejit 30% menjadi Rp 25,9 triliun secara kuartalan. Alhasil, total pendapatan naik 69% menjadi Rp 69,2 triliun.

Dari sisi neraca, Antam membukukan kenaikan aset, dari Rp 42,85 triliun pada 2023 menjadi Rp 44,52 triliun pada 2024. Ekuitas tumbuh 3% menjadi Rp 32,2 triliun. Pada 2024, perseroan melalukkan percepatan pelunasan pinjaman investasi senilai total Rp 1,68 triliun.

Kinerja operasional Antam solid. Di segmen emas, didukung oleh kenaikan harga emas dunia akibat faktor makroekonomi dan kondisi geopolitik, Antam membukukan pertumbuhan pendapatan 120% menjadi Rp 57,56 triliun pada 2024, dibandingkan tahun 2023 Rp 26,12 triliun.

Antam mencatatkan total volume produksi logam emas dari tambang perusahaan sebesar 1.019 kg, ekuivalen 32.762 troy oz. Volume penjualan produk emas Antam pada 2024 mencapai 43.776 kg (1.407.431 troy oz) yang keseluruhannya diperuntukan ke pasar domestik, meningkat 68% dibandingkan 2023 sebesar 26.129 kg.

Beralih ke prospek dividen, dengan kinerja emas yang moncer dan berdampak optimal sampai bottom line ini mengimplikasi EPS tahun lalu ANTM menjadi Rp151,77. Nilai ini lebih tinggi dari periode tahun sebelumnya sebesar Rp128,07.

Jika kita mengambil asumsi DPR konservatif 50% DPS yang dihasilkan akan sebesar Rp75,88. Sementara jika ANTM akan royal seperti tahun sebelumnya dengan asumsi DPS dipertahankan seperti tahun sebelumnya akan mengambil payout ratio sekitar 85%.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |