Jakarta, CNBC Indonesia - Saat ini, kurs rupiah terhadap dolar AS terus menunjukkan volatilitas tinggi. Berdasarkan data resmi, kurs rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp16.294 per dolar pada 1 Juni 2025.
Dua dekade silam, tepatnya pada 1998, posisi Dolar AS pernah berada di level serupa, tepatnya Rp16.800. Saat itu kondisinya lebih parah sebab kenaikan dolar terjadi dalam waktu relatif singkat dan cepat, serta merembet ke krisis politik. Akibat fenomena tersebut, 32 tahun kekuasaan Presiden Soeharto pun tumbang. Pergantian kekuasaan secara mendadak juga tak serta merta membuat pasar optimis. Sebab, presiden penggantinya, B.J Habibie, dianggap tak bisa mengatasi masalah ekonomi.
Habibie sendiri bukan ekonom, hanya teknokrat pembuat pesawat yang dianggap kritikus Orde Baru sebagai kebijakan buang-buang uang dan dianggap bagian dari rezim Orde Baru. Bahkan, Presiden Singapura Lee Kuan Yew juga menganggap naiknya Habibie jadi orang nomor satu bisa membuat rupiah makin tak berdaya.
Namun, itu semua salah. Habibie faktanya berhasil menaklukan dolar lewat 3 cara ini:
1. Restrukturisasi Perbankan
Sebagai catatan, pada masa Orde Baru pendirian bank dipermudah oleh pemerintah berkat kebijakan Paket Oktober 1988. Sayang, kemudahan pendirian bank ini tak dibarengi oleh kemampuan perbankan yang baik. Alhasil, saat terjadi krisis, banyak bank-bank bertumbangan. Nasabah lantas melakukan penarikan dana besar-besaran.
Permasalahan ini jadi fokus utama. Habibie melakukan restrukturisasi perbankan seraya berharap Bank Indonesia makin kuat. Salah satu caranya mencabut aturan tersebut dan mempraktikan langsung pada bank pemerintah. Empat bank milik pemerintah digabung menjadi satu bank bernama Bank Mandiri.
Selain itu, dia juga memisahkan BI dari pemerintah lewat UU No.23 tahun 1999. Dalam otobiografinya, B.J. Habibie: Detik-detik yang Menentukan (2006), Habibie bilang kebijakan itu jadi langkah terbaik menguatkan rupiah. BI harus independen, objektif, dan bebas dari intervensi politik.
2. Kebijakan Moneter Ketat
Kebijakan moneter Habibie mengatasi krisis melalui penerbitan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). SBI diterbitkan dengan bunga tinggi dengan tujuan agar bank-bank kembali dipercaya masyarakat. Jika ini terjadi, maka masyarakat akan kembali menabung, sehingga menurunkan peredaran uang di masyarakat.
Pria berdarah Sulawesi itu mengklaim kalau cara ini sukses. Berkat SBI, suku bunga dari 60% turun menjadi belasan persen. Kepercayaan terhadap bank pun kembali meningkat.
3. Pengendalian Harga Bahan Pokok
Habibie menganggap kebutuhan bahan pokok jadi hal vital. Alhasil, dia mempertahankan harga listrik dan BBM subsidi agar tidak naik, sehingga harga bahan pokok tetap terjangkau di tengah krisis.
Pada sisi lain, kebijakan ini juga menuai kontroversi sebab Habibie mengeluarkan pernyataan nyelenah. Dalam salah satu pidatonya, dia pernah meminta rakyat berpuasa di kala krisis supaya lebih hemat.
"Ketika terjadi masa krisis saat B.J. Habibie diangkat menjadi presiden, ia menganjurkan rakyat melakukan puasa Senin-Kamis," kata A. Makmur Makka saat menulis buku biografi Habibie, Inspirasi Habibie (2020).
Pada akhirnya, ketiga cara tersebut sukses membuat kepercayaan pasar terhadap ekonomi Indonesia meningkat. Aliran dana investor kembali masuk. Dan yang terpenting dolar AS kembali menguat dan terkendali ke level Rp6.550.
(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Rupiah Menguat, Dolar AS Jatuh ke Level Rp 16.200-an
Next Article Kisah Sukses Habibie Kendalikan Dolar dari Rp16.000 ke Rp6.550