Warga dari Penjuru Dunia Ramai-Ramai Belajar di Kampus RI Ini

6 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia pendidikan Indonesia tak pernah kehabisan cerita. Negeri ini pernah mencatatkan kejayaan di kancah pendidikan global dan menjadi panutan bagi banyak bangsa di penjuru dunia. Kejayaan ini terjadi ribuan tahun lalu, tepatnya antara abad ke-7 hingga abad ke-13 Masehi, saat Kerajaan Sriwijaya eksis di Sumatera.

Sriwijaya merupakan kerajaan bercorak Buddha yang muncul pada abad ke-7 M sebagai dampak dari pesatnya perdagangan di wilayah Sumatera. Selama ini orang mengetahui, kebesaran nama Sriwijaya ditopang oleh pilar politik dan perdagangan. Namun, ada satu pilar lagi yang menopang Sriwijaya, yakni pengetahuan. 

Sejarawan M.D. Poesponegoro dan N. Notosusanto dalam Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Kuno (2010) menyebut, kejayaan ilmu pengetahuan menjadikan Sriwijaya sangat terkenal sebagai pusat pembelajaran agama Buddha di dunia. Para umat Buddha dari berbagai penjuru dunia rela menempuh perjalanan jauh untuk belajar di perguruan-perguruan Buddha yang ada di Sriwijaya.

Dalam konteks sekarang, perguruan tersebut setara universitas atau kampus. 

Salah satu mahasiswa terkenal yang datang ke Sriwijaya adalah penjelajah dan biksu China bernama I-Tsing. Pada 671 M, I-Tsing tiba di Sriwijaya dan menetap selama enam bulan untuk mempelajari bahasa Sansekerta.

Selama di Sriwijaya, I-Tsing ternyata tak sendirian. Dia melihat ada banyak ribuan biksu dari berbagai penjuru dunia berkumpul untuk menimba ilmu. Para tokoh-tokoh Buddha pun turut hadir di sana. 

John Miksic dalam tulisannya "Archaeological Evidence for Esoteric Buddhism in Sumatra, 7th to 13th Century" (2016) menceritakan, tingginya reputasi pendidikan Sriwijaya tak lepas dari kualitas para biksunya. Banyak dari mereka pernah belajar langsung di Nalanda, pusat pembelajaran Buddha di India.

Namun, karena proses belajar di Nalanda sangat ketat, banyak biksu terlebih dahulu menimba ilmu kepada para guru yang telah lulus dari sana. Sriwijaya pun menjadi tempat persiapan ideal bagi calon pelajar Nalanda. Terlebih, materi ajar di perguruan Buddha Sriwijaya setara dengan yang diajarkan di Nalanda.

Tak hanya para biksu biasa, Sriwijaya juga pernah dikunjungi tokoh Buddha dan salah satu guru terbesar, yakni Atisha Dipankara. Atisha berasal dari Kekaisaran Pala di India. Demi memperdalam pemahaman terhadap ajaran Buddha, Atisha menempuh perjalanan panjang ke Sumatera pada tahun 1013. 

Sesampainya di Sriwijaya, Atisha belajar langsung ke salah satu guru agama Buddha ternama, yakni Dharmakitri. Dia menetap di Swarnadwipa selama lebih kurang 13 tahun. Setelahnya, Atisha kembali ke India dan menyebarkan ilmu yang diperoleh dari Sriwijaya. 

Eksistensi Sriwijaya sendiri berakhir pada abad ke-13 akibat ketidakstabilan politik internal hingga serangan Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Colamanda. Dengan demikian, keruntuhan Sriwijaya mengakhiri juga eksistensi perguruan-perguruan tersebut yang tak berlebihan kalau disebut kampus tertua di Nusantara. Semua cerita akhirnya menjadi bukti bahwa Indonesia pernah jadi mercusuar peradaban dunia. 


(mfa/wur)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Lirik Prospek Bisnis Produk Perawatan Rambut Lokal Go Global

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |