Jakarta -
Gubernur Jakarta Pramono Anung ingin Blok M Hub menjadi kawasan yang hidup 24 jam. Warga menyoroti soal keamanan di kawasan tersebut.
Salah satu pengunjung Blok M, Alya (23) mengaku tak masalah dengan rencana yang dilayangkan Pramono itu. Namun dia mengeluhkan perihal keamanan di kawasan Blok M.
Alya mengaku pernah mengalami hal tak mengenakkan saat berkunjung pada akhir pekan di kawasan itu. Di mana saat berjalan ke luar tangga MRT menuju terminal Blok M, Alya pernah kecopetan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut aku sih nggak masalah (wacana 24 jam), tapi harus diperhatikan juga dari sisi keamanan. Apakah dengan dibuka 24 jam ini bisa menjamin keamanan para pengunjung? Karena aku pernah ke Blok M terus kecopetan juga di sana," ucap Alya kepada detikcom, Jumat (30/5/2025).
Saat itu, dia sadar karena tas ransel yang dipakainya tampak terbuka. Padahal dia sangat yakin sudah mengunci tasnya. Benar saja, saat di cek, ponsel-nya raib dari tas.
Saat kejadian Alya sempat menyambangi pos polisi yang ada di Blok M, namun dia tak mendapat respons apapun. Dia kemudian melapor kepada satpam di Taman Literasi, lalu diarahkan untuk melihat CCTV.
Malangnya, lokasi Alya kecopetan tak terpantau CCTV. Karen itu dia mendorong agar suluruh sudut Blok M yang kini ramai bisa dipasang kamera pemantau.
"Terus nggak ada petugas dari kepolisian yang jaga. Dan ada sudut-sudut dari Blok M yang belom terpasang CCTV," tuturnya.
Alya menyebut Blok M bukan hanya menjadi destinasi pilihan warga Jakarta, bahkan kini warga luar Jakarta pun berlomba ke Blok M. Menurutnya keaman menjadi hal utama, agar pengunjung bisa nyaman dan merasa aman di Blok M.
"Keamanan yang pastinya (paling perlu diperhatikan). Kalau bisa ada polisi yang juga berjaga, jadi kalau ada kejadian bisa langsung ditangani," sebutnya.
Senada dengan Alya, warga lainnya Mario (30) mendorong pemprov dapat lebih memperhatikan kebersihan dan keamanan di kawasan Blok M. Dia menilai hal itu penting untuk menjadikan Blok M tempat perputaran ekonomi.
"Yang perlu tingkatkan dari sisi kebersihannya agar tetap dijaga dan ditingkatkan lagi kualitasnya. Dan keamanannya supaya semua orang itu bisa merasa aman dan nyaman untuk menghabiskan waktu di Blok M," kata Mario.
Mario mengaku cukup sering menghabiskan waktu di kawasan itu, terlebih pada akhir pekan. Banyaknya pilihan tempat makanan enak dan lokasinya yang mudah dijangkau menjadi alasan utamanya ke Blok M.
"Tempat indoor dan outdoornya banyak, jadi pilihan untuk menikmatinya banyak," terang Mario.
Dia juga mendukung rencana Pramono yang hendak membuat Blok M hidup sepanjang hari.
"Menurutku bagus (Blok M hidup 24 jam), karena pasti akan ada perputaran ekonomi, sehingga nanti juga bakal ada persaingan, yang di mana pada akhirnya akan bikin Blok M ini jadi lebih banyak pilihan lagi," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, Gubernur Jakarta Pramono Anung ingin Blok M Hub menjadi kawasan yang hidup 24 jam. Oleh karena itu, ia menekankan Taman Literasi di sana akan dibuka selama 24 jam untuk masyarakat.
Hal ini disampaikan Pramono dalam acara Pencanangan Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-498 Kota Jakarta bertema 'Jakarta Kota Global dan Berbudaya' di Taman Literasi Martha Christina Tiahahu, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (24/5/2025). Ia berharap Blok M Hub bisa dinikmati oleh siapa pun.
"Kami betul-betul ingin membuat Blok M Hub ini menjadi hidup 24 jam. Maka kenapa kemudian Taman Literasi ini termasuk yang dibuka 24 jam," kata Pramono dalam sambutannya.
Pramono mengatakan Blok M salah satu area yang memiliki infrastruktur cukup baik. Ia mengulas kesan Blok M menjadi cerita bagi sebagian orang kala jatuh cinta ataupun patah hati.
"Karena infrastrukturnya cukup baik, karena masyarakat sudah semua tahu tentang Blok M karena banyak orang yang dulu patah hati di Blok M ini, karena orang banyak yang jatuh cinta di Blok M ini, karena Bang Doel menjadi terkenal karena salah satunya di Blok M ini," ujarnya.
Lihat juga Video 'Warga Sambut Positif Blok M Hub: Ramah Pejalan Kaki':
(ond/dek)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
