Trump Sebut Gencatan Senjata Gaza, Ini Respons Netanyahu

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa berakhirnya konflik bersenjata dengan Iran membuka peluang baru bagi negaranya, termasuk upaya memulangkan sandera yang masih ditahan Hamas di Gaza. Pernyataan ini disampaikannya saat mengunjungi fasilitas dinas intelijen Shin Bet pada Minggu, beberapa hari setelah Trump mengumumkan lewat media sosialnya terkait potensi gencatan senjata di kantong Palestina itu.

"Seperti yang mungkin Anda ketahui, banyak peluang telah terbuka sekarang setelah kemenangan ini. Pertama-tama, untuk menyelamatkan para sandera," ujar Netanyahu dalam pernyataan resmi, seperti dikutip Reuters.

"Tentu saja kita juga harus menyelesaikan masalah Gaza, untuk mengalahkan Hamas, tetapi saya memperkirakan kita akan mencapai kedua tugas itu," lanjutnya.

Sebelumnya Israel dan Iran terjebak perang 12 hari yang berakhir 24 Juni lalu. Kepala Staf Militer Israel Letjen Eyal Zamir menyebutnya sebagai momen strategis untuk menekan Hamas.

Sementara itu, penundaan sidang korupsi Netanyahu oleh Pengadilan Distrik Yerusalem memunculkan spekulasi bahwa Israel tengah fokus pada diplomasi pembebasan sandera. Penundaan ini dikabulkan atas alasan keamanan dan diplomatik yang dirahasiakan.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga menyatakan bahwa sidang tersebut bisa mengganggu upaya negosiasi Netanyahu. Trump mengatakan pada Sabtu bahwa Netanyahu tengah merundingkan kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas, meskipun belum ada rincian resmi dari kedua pihak.

Diketahui Jumat, Trump menyatakan bahwa gencatan senjata antara Israel dan Hamas bisa saja tercapai dalam waktu dekat. Bahkan dalam satu minggu ke depan.

"Saya pikir kita hampir sampai," ujar Trump, dikutip dari CBS News, merujuk gencatan senjata di Gaza.

AS sendiri telah mengusulkan gencatan senjata selama 60 hari dan pembebasan setengah dari sandera dengan imbalan tahanan dan jenazah warga Palestina. Hamas akan membebaskan sisanya jika gencatan senjata permanen diberlakukan.

Sementara itu, Forum Sandera dan Keluarga Hilang, yang mewakili para keluarga dari 50 sandera yang tersisa di Gaza, menyambut baik pernyataan Netanyahu. Mereka mengatakan pemulangan para sandera akhirnya ditetapkan sebagai prioritas utama oleh perdana menteri.

"Ini harus segera diterjemahkan menjadi satu kesepakatan komprehensif," katanya. Perlu diketahui, dari 50 sandera yang masih ditahan, hanya sekitar 20 yang diyakini masih hidup.

Meski demikian, militer Israel tetap melanjutkan operasi militernya. Kemarin, warga Gaza utara diperintahkan untuk mengevakuasi wilayah mereka menjelang serangan besar ke posisi Hamas.

Sementara itu, seorang pejabat Hamas mengatakan bahwa kelompoknya siap melanjutkan perundingan, namun tetap menuntut diakhirinya perang dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza. Israel bersikeras perang hanya akan berakhir jika Hamas dilucuti dan dibubarkan, syarat yang terus ditolak Hamas.

Israel dan Hamas bertempur sejak Oktober 2023. Kementerian Kesehatan Gaza mencatat lebih dari 56.000 warga Palestina tewas dan hampir seluruh dari 2,3 juta penduduk Gaza kini mengungsi, dengan krisis kemanusiaan yang semakin memburuk.


(luc/sef)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Israel Bebaskan 110 Tahanan Palestina, Ditukar 8 Sandera Hamas di Gaza

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |