Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengeluarkan ancaman tarif baru terhadap industri otomotif global. Dalam sebuah acara di Gedung Putih pada Kamis (12/6/2025), Trump menyatakan kemungkinan akan menaikkan tarif impor mobil dalam waktu dekat, dengan alasan untuk mendorong percepatan investasi produsen otomotif di dalam negeri.
"Saya mungkin akan menaikkan tarif itu dalam waktu tidak terlalu lama," ujar Trump, dilansir Reuters.
"Makin tinggi tarifnya, makin besar kemungkinan mereka membangun pabrik di sini."
Pernyataan Trump ini menambah ketidakpastian bagi industri otomotif global yang saat ini sudah menghadapi tekanan biaya akibat kebijakan perdagangan proteksionis pemerintahannya. Produsen mobil selama ini telah melobi Gedung Putih untuk menurunkan tarif 25% yang diberlakukan terhadap kendaraan impor, khususnya dari negara-negara sekutu.
Tiga besar produsen mobil asal Detroit - General Motors (GM), Ford, dan Stellantis - bahkan mengkritik kesepakatan yang akan menurunkan tarif impor mobil dari Inggris, namun tidak mencakup kendaraan produksi dari Kanada atau Meksiko. Ketidakseimbangan ini dianggap merugikan daya saing produsen yang memiliki jaringan produksi lintas negara.
Dalam upayanya membenarkan kebijakan tarif, Trump menyoroti sejumlah pengumuman investasi baru dari perusahaan otomotif sebagai hasil dari tekanan tarif tersebut.
Salah satunya adalah pengumuman General Motors minggu ini yang menyatakan akan menginvestasikan US$4 miliar di tiga pabriknya di AS, serta memindahkan sebagian produksi SUV dari Meksiko ke dalam negeri.
Trump juga menyebut investasi besar dari Hyundai senilai US$21 miliar yang diumumkan pada Maret lalu, termasuk pembangunan pabrik baja baru di Amerika Serikat.
"Mereka bahkan tidak akan menginvestasikan 10 sen jika kami tidak punya tarif, termasuk untuk industri baja Amerika, yang sekarang sedang dalam kondisi sangat baik," kata Trump.
Sementara itu, pemerintah Meksiko bulan lalu menyampaikan bahwa kendaraan yang dirakit di negaranya dan diekspor ke AS akan dikenakan tarif rata-rata sebesar 15%, bukan 25%. Hal ini karena pemerintah AS memberikan potongan tarif berdasarkan nilai kandungan komponen asal AS dalam kendaraan tersebut.
Namun di sisi lain, tarif ini tetap menimbulkan beban berat bagi produsen mobil. Dalam beberapa pekan terakhir, Ford Motor dan Subaru of America telah menaikkan harga beberapa model kendaraan mereka, akibat peningkatan biaya produksi imbas dari tarif Trump.
Ford memperkirakan tarif tersebut akan memangkas sekitar US$1,5 miliar dari laba operasionalnya pada tahun ini. General Motors juga melaporkan bahwa eksposur mereka terhadap tarif saat ini mencapai antara US$4 miliar hingga US$5 miliar, termasuk sekitar US$2 miliar untuk kendaraan murah yang diimpor dari Korea Selatan, tempat GM memproduksi model entry-level dari merek Chevrolet dan Buick.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Ungkap Ada Cara 'Akali' Kebijakan Trump soal Tarif Impor, Ini Dia