Trump Mendadak Dukung Gaza, Hubungan AS dengan Israel Kelar?

10 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mulai memberikan simpati kepada Gaza. Hal ini terjadi saat ia berseteru dengan PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Dalam rangkaian lawatannya ke Timur Tengah, Trump tidak mengunjungi Israel, yang merupakan sekutu tradisional AS. Saat sedang singgah di Uni Emirat Arab, Trump bahkan melontarkan pernyataan simpatik kepada Gaza dan Palestina, sebuah sikap yang berbeda dengan apa yang sebelumnya diteriakan Israel.

"Kami sedang melihat Gaza. Dan kami akan mengurusnya. Banyak orang yang kelaparan," kata Trump kepada wartawan di Abu Dhabi.

Israel menghentikan bantuan ke Gaza pada 2 Maret, sebuah taktik yang dikatakan dimaksudkan untuk memaksa kelompok militan Hamas membebaskan puluhan warga Israel yang ditawannya pada Oktober 2023.

Hamas bersikeras pada hari Kamis bahwa pemulihan bantuan kemanusiaan ke wilayah yang dilanda perang itu adalah "persyaratan minimum" untuk perundingan. Kelompok itu juga memperingatkan bahwa Gaza tidak "dijual" beberapa jam setelah Trump kembali mengancam akan mengambil alih wilayah itu dan mengubahnya menjadi "zona kebebasan".

Sementara itu, pada Jumat, badan pertahanan sipil Gaza mengatakan bahwa 56 orang telah tewas dalam serangan Israel sejak tengah malam, sementara petugas medis melaporkan puluhan lainnya terluka. Serangan terbaru Israel ini memicu kepanikan di Gaza utara.

"Kami sedang tertidur ketika tiba-tiba semuanya meledak di sekitar kami," kata penduduk Gaza Utara Umm Mohammed al-Tatari, 57 tahun, kepada AFP.

"Semua orang mulai berlarian. Kami melihat kehancuran dengan mata kepala sendiri. Ada darah di mana-mana, potongan tubuh dan mayat. Kami tidak tahu siapa yang sudah meninggal dan siapa yang masih hidup."

Berkelahi dengan Netanyahu

Sementara itu, dalam hal lain, hubungan Trump mulai memanas dengan Netanyahu baru-baru ini. Bahkan, orang nomor satu AS itu mengumumkan pencabutan sanksi terhadap Suriah dalam kunjungannya ke Arab Saudi beberapa hari lalu untuk mendukung pemerintahan interim pimpinan Ahmed al-Sharaa, mantan komandan kelompok militan yang menggulingkan Bashar al-Assad akhir tahun lalu.

Langkah ini segera memicu reaksi tajam dari Israel, yang menuding Sharaa tetap berbahaya dan memperingatkan bahwa hubungan antara sekutu tradisional AS kini berada di titik genting.

Dalam wawancara dengan Newsweek, Konsul Jenderal Israel di New York, Ofir Akunis, menyampaikan kritik pedas terhadap Sharaa dan juga Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang turut mendukung pemerintahan baru Suriah.

"Kami melindungi komunitas Druze di Suriah karena mereka adalah saudara dari komunitas Druze di Israel," kata Akunis.

"Kami masih berada di Hermon, mengawasi Damaskus dari pegunungan. Kami ingin memastikan bahwa dia (Sharaa) benar-benar bukan lagi seorang teroris, seperti klaimnya. Tapi ketika dia mengirim para terorisnya untuk membantai Druze, kami tahu dia masih orang yang sama."


(tps)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Siap Menyerang! Tentara Israel Usir Warga Palestina Dari Gaza

Next Article Arab Atur Pemerintahan Gaza dengan AS-Israel, Palestina Gak Diajak?

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |