Awas Perang Nuklir, India Serius Mau Cabut Akses Air Pakistan

8 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - India berencana untuk secara drastis mengurangi suplai air dari sungai utamanya yang mengaliri pertanian Pakistan di hilir. Hal ini terjadi saat hubungan kedua negara memanas, bahkan hingga memicu aksi saling serang.

Mengutip Reuters, rencana ini diambil sebagai bagian dari tindakan balasan atas serangan mematikan pada bulan April terhadap wisatawan yang menurut New Delhi dilakukan oleh kelompok teror sokongan Islamabad. Hal ini juga menjadi simbol cabutnya India dari Perjanjian Perairan Sungai Indus tahun 1960, yang mengatur penggunaan sistem sungai Sungai Indus

"Setelah serangan pada tanggal 22 April, Perdana Menteri India Narendra Modi memerintahkan para pejabat untuk mempercepat perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek di sungai Chenab, Jhelum dan Indus, tiga badan air di sistem Indus yang ditujukan terutama untuk penggunaan Pakistan," sebut sejumlah sumber, Jumat (16/5/2025).

"Salah satu rencana utama yang sedang dibahas melibatkan penggandaan panjang kanal Ranbir di Sungai Chenab menjadi 120 km, yang membentang melalui India hingga pusat pertanian Pakistan, Punjab."

Rincian pertimbangan pemerintah India untuk memperluas Ranbir belum pernah dilaporkan sebelumnya. Diskusi dimulai bulan lalu dan terus berlanjut bahkan setelah gencatan senjata.

Sebelumnya, Modi mengatakan dalam pidatonya yang berapi-api minggu ini bahwa "air dan darah tidak dapat mengalir bersama," meskipun ia tidak merujuk pada perjanjian tersebut. Juru bicara Kementerian Luar Negeri India Randhir Jaiswal Selasa lalu mengatakan bahwa India "akan menunda perjanjian tersebut sampai Pakistan secara kredibel dan tidak dapat ditarik kembali menolak dukungannya terhadap terorisme lintas batas".


Kementerian Air dan Luar Negeri Pakistan sejauh ini belum berkomentar. Namun Menteri Luar Negeri Ishaq Dar mengatakan kepada anggota parlemen minggu ini bahwa pemerintah telah menulis surat kepada India dengan alasan bahwa penangguhan perjanjian Sungai Indus melanggar hukum. Bahkan, sejumlah pejabat Pakistan juga telah mengatakan bahwa langkah penghentian pasokan air ini sebagai "tindakan perang."

Sekitar 80% pertanian Pakistan bergantung pada sistem Sungai Indus. Sama halnya dengan hampir semua proyek pembangkit listrik tenaga air yang melayani negara berpenduduk sekitar 250 juta jiwa itu.

"Upaya apa pun yang dilakukan Delhi untuk membangun bendungan, kanal, atau infrastruktur lain yang akan menahan atau mengalihkan aliran yang signifikan dari sistem Sungai Indus ke India akan memakan waktu bertahun-tahun untuk terwujud," kata pakar keamanan air David Michel dari Pusat Studi Strategis dan Internasional.

Hubungan India dan Pakistan memanas setelah Delhi melancarkan serangan udara pada pekan lalu di beberapa lokasi di Pakistan, termasuk Kotli, Bahawalpur, Muridke, Bagh, dan Muzaffarabad. Serangan tersebut mengakibatkan sedikitnya 30 warga negara tewas dan 46 lainnya cedera.

Serangan itu menyusul meningkatnya ketegangan setelah insiden Pahalgam pada 22 April di Jammu dan Kashmir yang dikuasai India, di mana 26 wisatawan India tewas. New Delhi menuduh Pakistan terlibat dalam aksi teror itu tetapi belum memberikan bukti apa pun untuk mendukung klaim tersebut.


(tps)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Kekuatan Militer India & Pakistan Dibanding RI, Siapa Unggul?

Next Article Kashmir Memanas! Pakistan Ancam Serbu India & Tembak Rudal Nuklir

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |