Tarif Trump Senjata Makan Tuan AS, Ekonomi Loyo-Inflasi Naik

1 day ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Kantor Anggaran Kongres Amerika Serikat (CBO) memperkirakan bahwa kebijakan tarif baru Presiden Donald Trump terhadap barang impor akan menekan pertumbuhan ekonomi nasional. Tarif yang mulai berlaku sejak 13 Mei itu diperkirakan akan mengurangi output ekonomi riil dan mendorong inflasi dalam dua tahun ke depan.

Dalam surat resmi kepada Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer serta dua senator senior Demokrat, Ron Wyden dan Jeff Merkley, CBO menyatakan tarif baru akan meningkatkan harga barang konsumen dan modal.

"Secara keseluruhan, output ekonomi riil AS diperkirakan akan menurun akibat tarif ini," tulis lembaga non-partisan tersebut, seperti dikutip Reuters pada Kamis (5/6/2025).

CBO juga memproyeksikan inflasi akan meningkat rata-rata 0,4 poin persentase pada 2025 dan 2026. Kenaikan harga tersebut dinilai akan mengurangi daya beli rumah tangga dan pelaku usaha.

Meskipun berdampak negatif pada pertumbuhan dan inflasi, CBO menyebut tarif akan mengurangi defisit anggaran federal sebesar US$2,8 triliun (Rp45.581 triliun) dalam satu dekade.

Analisis ini dilakukan atas permintaan ketiga senator Demokrat terkait dampak tarif Trump yang diberlakukan lewat perintah eksekutif antara 6 Januari dan 13 Mei.

Namun, dua pengadilan telah memutuskan bahwa tarif tersebut melebihi kewenangan presiden. Pemerintah saat ini sedang mengajukan banding untuk menunda pemberlakuan putusan tersebut.


(tfa)

Saksikan video di bawah ini:

Kebijakan Tarif Trump Berbuah, Surplus Anggaran AS Jadi USD 258 M

Next Article Kebijakan Trump Bawa 'Kutukan', Stagflasi Hantui Amerika Serikat

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |