Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Ketenagakerjaan Yassierli buka suara terkait dampak dari kebijakan tarif antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS). Seperti diketahui, tarif ekspor Indonesia ke RI turun dari 32% menjadi 19%, namun itu harus dibayar dengan tarif impor dari AS sebesar 0%.
Yassierli menilai kebijakan itu bisa membawa dampak positif bagi persaingan pasar ekspor produk Indonesia.
"Ketika kemudian tarif itu turun, artinya kesempatan produk kita itu bisa bersaing lebih baik," katanya di kantor Kemenaker, Selasa (22/7/2025).
Meski demikian hal itu bukan bernilai gratis, namun dibayar mahal dengan potensi banjir impor produk dari AS. Karenanya daya saing produk RI untuk melawan produk impor harus ditingkatkan.
"Kemudian ketika tarif dari luar negeri itu kemudian juga turun, artinya kan peluang produk luar negeri lebih banyak masuk ke Indonesia. Artinya kita harus menguatkan daya tahan dari industri kita agar produknya itu juga bersaing," ujar Yassierli.
Demi meningkatkan daya saing, Ia akan fokus pada gerakan produktivitas nasional.
"Gerakan produktivitas nasional. Ini yang akan kita fokuskan, kita akan fokus kepada perusahaan-perusahaan yang memang membutuhkan intervensi terkait dengan produktivitas," tutur Yassierli.
(fys/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS-China Damai, Begini Ramalan Arthur Laffer Soal Nasib Dunia