Suhu Dingin di Musim Kemarau Juli Efek Fenomena Aphelion? Ini Faktanya

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab suhu dingin yang terjadi di bulan Juli 2025 ini.

Benarkah penyebabnya adalah fenomena Aphelion?

BMKG menjelaskan, Aphelion adalah fenomena astronomi tahunan ketika posisi bumi berada pada titik terjauhnya dari matahari.

Biasanya, menurut BMKG, fenomena ini terjadi sekitar bulan Juli.

"Cuaca dingin yang dirasakan masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah selatan khatulistiwa, seperti Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sebenarnya merupakan hal yang wajar. Dan, terjadi setiap musim kemarau. Yakni sekitar bulan Juli hingga September," tulis BMKG dalam unggahan di akun Intagram resmi, dikutip Jumat (11/7/2025).

BMKG lalu memaparkan cuaca dingin yang tercatat pada awal bulan Juli 2025 di berbagai wilayah Indonesia. Khususnya di dataran tinggi dan wilayah selatan khatulistiwa, mengacu data stasiun meteorologi di seluruh Indonesia.

Berikut datanya:

1 Juli 2025 - Silangit (Sumatra Utara): 15 derajat Celcius

2 Juli 2025 - Silangit (Sumatra Utara): 15 derajat Celcius

3 Juli 2025 - Enarotali (Papua Tengah): 13 derajat Celcius

4 Juli 2025 - Silangit (Sumatra Utara): 15 derajat Celcius

5 Juli 2025 - Silangit (Sumatra Utara): 15 derajat Celcius

6 Juli 2025 - Frans Sales Lega (NTT): 13 derajat Celcius

7 Juli - Frans Sales Lega (NTT): 11 derajat Celcius

8 Juli - Frans Sales Lega (NTT): 12 derajat Celcius.

"Cuaca dingin belakangan bukan karena Aphelion. Tapi karena ada beberapa faktor cuaca," jelas BMKG.

Faktor-faktor tersebut adalah:

1. mulai memasuki musim kemarau, yang ditandai dengan dominasi angin timuran (Monsoon Australia) yang bersifat kering dan dingin

2. langit cerah yang mempercepat pelepasan panas dari permukaan bumi ke atmosfer saat malam hari

3. hujan yang masih terjadi di beberapa wilayah turut menambah rasa dingin karena membawa massa udara dingin dari awan ke permukaan dan menghalangi pemanasan sinar matahari.

"Menghadapi banyaknya informasi cuaca yang simpang siur, BMKG mengimbau masyarakat jangan langsung percaya pada informasi yang viral di media sosial, terutama yang tidak mencantumkan sumber resmi," tegas BMKG.

BMKG juga mengingatkan masyarakat agar membagikan informasi yang sudah terverifikasi agar tidak ikut menyebarkan kepanikan. Dan selalu memastikan kebenaran informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG, seperti situs BMKG, media sosial, atau aplikasi infoBMKG.

"Tetap tenang dan siaga menghadapi potensi cuaca ekstrem, seperti suhu dingin, hujan lebat, angin kenang, atau gelombang tinggi. Serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan," tegas BMKG.

Peringatan Dini Cuaca Periode 11-13 Juli 2025

Secara cuaca di Indonesia didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan.

Namun, BMKG mengingatkan waspada adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Sumatra Utara, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua.

Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:

  • Siaga hujan lebat:

Aceh, Papua Selatan.

  • Angin Kencang:

Aceh, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Maluku, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, dan Papua Selatan.

[Gambas:Instagram]


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Cuaca Ekstrem, BMKG 'Ramal' Curah Hujan Tinggi Seminggu ke Depan

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |