Siaga Perang Israel-Iran, Manufaktur RI Terancam Makin Berdarah-darah

18 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah panasnya konflik Israel dan Iran, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengingatkan, meski Indonesia tak terlibat langsung dalam hubungan dagang dengan dua negara tersebut, dampaknya tetap bisa menghantam perekonomian nasional lewat efek global.

"Indonesia tidak memiliki aktivitas ekonomi yang signifikan, baik dengan Israel maupun dengan Iran secara langsung. Karena itu, gangguan yang diciptakan oleh konflik tersebut kepada pelaku usaha Indonesia lebih terbatas pada bagaimana konflik itu mengganggu aktivitas ekonomi global secara umum," kata Shinta kepada CNBC Indonesia, Jumat (13/6/2025).

Shinta menyebut dampak paling terasa dari konflik ini lebih pada kelancaran dan biaya logistik perdagangan global, fluktuasi harga minyak dunia, serta meningkatnya inflasi akibat harga barang impor yang melonjak.

"Seperti efek terhadap kelancaran dan biaya logistik perdagangan global, khususnya ke wilayah Eropa dan Afrika, fluktuasi supply dan harga minyak global, inflasi atas barang impor, atau melemahnya arus FDI ke Indonesia karena ketidakpastian global semakin meningkat dengan eskalasi konflik Israel-Iran," jelasnya.

Sektor Padat Karya Paling Rentan Tumbang

Efek ini, lanjut Shinta, akan dirasakan hampir semua sektor secara lintas bidang (cross-sectoral). Tapi yang paling rawan terdampak adalah perusahaan-perusahaan padat karya dan sektor usaha yang sejak lama sudah "berdarah-darah" untuk bertahan hidup.

"Perusahaan-perusahaan dan sektor-sektor usaha yang sudah lama tidak sehat atau mengalami kesulitan untuk mempertahankan produksi akan menjadi jauh lebih rentan untuk tumbang karena proyeksi peningkatan beban usaha tersebut," sebut dia.

Menurutnya, jika harga bahan bakar minyak (BBM) yang merupakan kebutuhan pokok naik drastis akibat konflik ini, maka masyarakat pun tak akan luput dari tekanan.

"Ini khususnya paling rentan pada sektor-sektor padat karya yang selama ini sudah struggling mempertahankan eksistensi usaha," kata Shinta.

Melihat potensi ancaman yang membayangi dunia usaha dan masyarakat, Apindo mendorong pemerintah tidak tinggal diam. Diperlukan respons kebijakan yang cepat dan tepat untuk mengendalikan potensi gejolak ekonomi.

"Tentu kami berharap dampak-dampak negatif atau spill over effect dari konflik tersebut kepada ekonomi Indonesia bisa terkendali atau dikendalikan oleh respons-respons kebijakan pemerintah," pungkasnya.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Alasan Israel Serang Iran, Mencegah atau Memicu Perang Nuklir?

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |