RI Punya Potensi PLTS Terapung di Bendungan Hingga 13,9 GW

6 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berupaya memaksimalkan pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung. Terutama PLTS Terapung yang berada di waduk-waduk eksisting dan bekas tambang.

Di dalam dokumen Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025-2034, disebutkan bahwa potensi PLTS Terapung di bendungan milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) diperkirakan mencapai 13,9 gigawatt (GW).

Jumlah potensi tersebut didasarkan pada asumsi pemanfaatan sebesar 20% dari total luas permukaan air di 109 lokasi waduk eksisting maupun on going. Hal ini mengacu pada surat dari Kementerian ESDM (Direktorat Jenderal EBTKE) pada 1 Desember 2023, yang menindaklanjuti surat Menteri PUPR pada 2 Agustus 2023 terkait potensi pemanfaatan PLTS terapung.

"Berdasarkan surat Kementerian ESDM (EBTKE) pada tanggal 1 Desember 2023 yang menindaklanjuti surat Menteri PUPR tanggal 2 Agustus 2023 perihal Potensi Pemanfaatan PLTS Terapung di Bendungan, total potensi PLTS Terapung di Bendungan PU di seluruh Indonesia yang telah teridentifikasi berdasarkan asumsi 20% dari luas bendungan eksisting/on going adalah sebesar 13,9 GW yang tersebar di 109 lokasi waduk eksisting/on going," tulis dokumen RUPTL, Senin (16/6/2025).

Sebagaimana diketahui, pemerintah bakal menggenjot pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) hingga 2034. Hal tersebut menyusul disahkannya Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) untuk periode 2025-2034.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu menyampaikan bahwa dari seluruh jenis kapasitas pembangkit energi bersih yang akan dibangun di dalam RUPTL baru, sumber energi surya memiliki porsi yang cukup besar yakni 17,1 GW.

Menurut Jisman, hal tersebut terjadi lantaran pembangkit listrik berbasis energi surya memiliki potensi yang cukup besar di Indonesia karena intensitas panas matahari yang cukup tinggi.

"Karena kita punya potensi besar untuk surya, kita dianugerahi panas yang cukup di negara kita, sehingga kita mendorong PLTS 17,1 GW, yang akan kita dorong nanti adalah PLTS terapung, sebagaimana hanya contoh dari PLTS yang di Cirata, yang sudah sukses," kata di Kantornya, Senin (2/6/2025).

Berdasarkan bahan paparan Kementerian ESDM, dari total rencana penambahan sebesar 69,5 gigawatt (GW), sekitar 42,6 GW akan berasal dari pembangkit EBT, 10,3 GW dari sistem penyimpanan energi (storage), sedangkan 16,6 GW dari pembangkit berbasis energi fosil.

Adapun rinciannya untuk kapasitas pembangkit EBT adalah sebagai berikut Surya: 17,1 GW, Air: 11,7 GW, Angin: 7,2 GW, Panas bumi: 5,2 GW, Bioenergi: 0,9 GW, Nuklir: 0,5 GW.

Sementara itu, untuk kapasitas sistem penyimpanan energi mencakup PLTA pumped storage sebesar 4,3 GW dan baterai 6,0 GW. Kemudian, untuk pembangkit fosil masih akan dibangun sebesar 16,6 GW, terdiri dari gas 10,3 GW dan batubara 6,3 GW.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Kolaborasi PTPP Hadirkan PLTS dan Reverse Osmosis di Batam

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |