Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak 216 narapidana kabur secara massal dari Penjara Malir, Karachi, Pakistan, pada Selasa (3/6/2025) usai terjadi evakuasi darurat akibat gempa bum ringan.
Insiden itu dipicu oleh sekelompok tahanan yang menyerang penjaga saat mereka sedang berada di luar sel, dan disebut sebagai tindakan yang dipengaruhi "psikologi massa" oleh sekelompok pecandu narkoba.
Menurut pejabat kepolisian senior Kashif Abbasi, hingga saat ini 78 tahanan telah berhasil ditangkap kembali, sementara satu orang tewas dalam baku tembak dan tiga petugas keamanan terluka. Pihak berwenang masih melakukan pengejaran terhadap sisa tahanan yang melarikan diri ke kawasan permukiman di sekitar penjara.
"Situasinya telah berhasil dikendalikan," ujar Abbasi seperti dikutip The Times of India, dikutip Rabu (4/6/2025).
Insiden terjadi sekitar pukul 00:45 waktu setempat, ketika pihak penjara mengevakuasi sekitar 2.000 narapidana untuk keperluan pendataan di tengah getaran gempa ringan yang mengguncang Karachi.
Menurut Ghulam Nabi Memon, Inspektur Jenderal Polisi Sindh, saat para tahanan berada di luar sel, sekelompok di antaranya menyerang penjaga, merebut senjata, lalu melepaskan tembakan dan melarikan diri.
"Sebagian besar dari tahanan yang kabur adalah pecandu narkoba," kata Memon kepada media Dawn.
"Kondisi mental para pecandu sering kali rentan terhadap psikologi massa. Ketika suasana kacau tercipta, para tahanan membuka pintu dan lari secara serempak," lanjutnya.
Menurut data dari National Seismic Monitoring Center, Karachi diguncang beberapa kali oleh gempa dangkal berkekuatan 2,6 hingga 3,4 magnitudo dalam 24 jam terakhir. Meskipun getarannya tergolong ringan, otoritas penjara tetap mengambil langkah evakuasi sebagai tindakan antisipasi.
Kepala Penjara Malir, Arshad Shah, mengatakan para narapidana melarikan diri ke area permukiman terdekat. Warga sekitar melaporkan bahwa pihak kepolisian menggunakan pengeras suara dari masjid-masjid setempat untuk memperingatkan masyarakat dan meminta bantuan dalam proses pencarian.
Insiden ini memicu keprihatinan serius dari Kepala Menteri Provinsi Sindh, Murad Ali Shah, yang menyebut pelarian massal ini sebagai "sangat mengkhawatirkan." Ia juga menyesalkan keputusan petugas yang membiarkan tahanan berkumpul dalam jumlah besar di luar sel.
"Keputusan yang diambil petugas jelas salah, dan mereka yang bertanggung jawab akan dihukum," kata Murad Ali Shah.
"Saya meminta para tahanan yang kabur agar segera menyerahkan diri. Jika tidak, keterlibatan mereka dalam insiden ini akan dikategorikan sebagai tindakan terorisme atau kejahatan berat," tegasnya.
Meskipun pelarian tahanan pernah terjadi saat proses pengawalan ke pengadilan, aksi kabur massal langsung dari dalam penjara tergolong sangat jarang di Pakistan. Kasus terakhir yang besar tercatat pada 2013, ketika kelompok Taliban Pakistan menyerbu penjara di distrik Dera Ismail Khan dan membebaskan lebih dari 200 tahanan.
Sebagai tanggapan terhadap insiden terbaru ini, otoritas Pakistan menyatakan akan meningkatkan pengamanan di seluruh lembaga pemasyarakatan, khususnya di wilayah-wilayah yang rentan terhadap kerusuhan internal.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Perdana Menteri Pakistan Dukung Program Nuklir Sipil Iran
Next Article Video: Tegang! India & Pakistan Pamer Otot Militer di Laut Arab