Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyampaikan bahwa perusahaan migas asal Amerika Serikat yakni Chevron tertarik untuk masuk kembali ke proyek hulu migas di Tanah Air.
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto membeberkan bahwa Chevron tengah memetakan lapangan migas yang mempunyai potensi dan prospek cukup besar untuk digarap. Namun demikian, mereka hanya tertarik dengan lapangan yang sudah discovery.
"Dia lagi mau cari lapangan besar (Chevron) dan kalau bisa join dari lapangan yang sudah discovery tentunya. KKKS minta open room, dari situ kita lihat kamu buka data untuk siapa, salah satunya untuk Chevron. Jawabnya seperti itu," ungkap Djoko dalam Konferensi Pers di Jakarta, Senin (21/7/2025).
Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Tri Winarno menyampaikan bahwa pihaknya telah menyiapkan sejumlah Wilayah Kerja migas yang nantinya akan ditawarkan ke Chevron.
"Yang jelas kita sedang nyiapin beberapa blok-blok, tapi dia tertariknya sebelah mana nanti kita lihat," kata Tri di Gedung DPR RI, Senin (14/7/2025).
Beberapa waktu lalu Tri, mengatakan bahwa setidaknya masih ada beberapa sumur migas potensial yang bisa dikelola oleh para investor asing tersebut. Termasuk salah satunya Area Warim yang saat ini pengelolaannya dibagi menjadi dua wilayah kerja yakni Akimeugah 1 dan Akimeugah 2.
"Ya beberapa kan memang ada sumur-sumur kita kan masih ada yang potensial, yang belum dieksplorasi juga ada. Ya, semua kita tawarin," kata dia ditemui di sela acara The 49th IPA Convention and Exhibition di ICE BSD, Tangerang Selatan pada Selasa (20/5/2025).
Di samping itu, pemerintah juga berencana untuk melelang sebanyak 60 Wilayah Kerja (WK) atau blok migas hingga 2028. Hal ini dilakukan guna mengerek kenaikan produksi migas nasional.
Sementara, Koordinator Pokja Pengembangan Wilayah Kerja (WK) Migas Konvensional Maruf Affandi mengatakan, area Warim yang telah dibagi menjadi dua wilayah kerja tersebut saat ini masih dalam proses untuk dilelang.
Menurut dia, selain mempunyai potensi yang cukup besar, namun terdapat tantangan dalam pengembangan Warim, seperti letaknya yang mempunyai medan cukup sulit.
"Kendala di sana medan, tapi dari sisi sumber daya kita evaluasi masih cukup menjanjikan masing-masing sekitar 10 miliar (barel) minyak ekuivalen. Menantang tapi juga memiliki potensi," ungkapnya dalam Konferensi Pers di Jakarta, Selasa (16/1/2024).
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pakai Cara Ini, DPR Siap Optimalkan Lifting Migas Nasional