Jakarta, CNBC Indonesia - Perang saudara di Myanmar antara junta militer yang berkuasa dan kelompok perlawanan pro-demokrasi kembali pecah. Yang terbaru, lebih dari 20 warga sipil, termasuk anak-anak, tewas dalam serangan udara di sebuah vihara di Myanmar.
Melansir AFP, serangan ini terjadi sekitar Jumat (10/7) pukul 01.00 dini hari waktu setempat di Desa Lin Ta Lu, Sagaing. Hal ini diungkap Kepala Administrasi Rakyat Distrik Sagaing, Hlaing Bwa, yang merupakan kelompok pro-demokrasi di wilayah tersebut.
Saksi mata mengatakan setidaknya 23 orang tewas, termasuk di antaranya 4 anak-anak, dalam insiden tersebut, dikutip dari Reuters, Minggu (13/7/2025).
Juru bicara junta militer Myanmar tidak menanggapi permintaan komentar. Hlaing Bwa mengatakan rumah ibadah yang diserang menampung sekitar 200 orang yang mengungsi akibat pertempuran antara tentara dan pasukan pro-demokrasi di wilayah sekitar.
Seorang juru bicara Pemerintah Persatuan Nasional sipil paralel, yang melacak serangan udara, tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Myanmar dilanda konflik berkepanjangan sejak militer menekan protes terhadap kudeta 2021 yang menggulingkan pemerintah terpilih yang dipimpin oleh peraih Nobel Aung San Suu Kyi.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]