Pemkot Surabaya Sudah Terapkan Sekolah Pagi-Bebas PR Sejak 2022

15 hours ago 4

Jakarta -

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengungkapkan telah menerapkan kebijakan jam masuk sekolah pagi dan penghapusan pekerjaan rumah (PR) sejak 2022. Kebijakan ini berlaku di seluruh sekolah SD-SMP sederajat di Surabaya melalui program Sekolah Arek Suroboyo (SAS).

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan, SAS yang digerakkan oleh Pemkot melalui Dinas Pendidikan (Dispendik Surabaya) ini bertujuan menumbuhkan kedisiplinan, membentuk karakter, dan menyalurkan bakat serta minat siswa. Selain itu, program ini juga menjadi langkah preventif untuk mengurangi kenakalan remaja.

"Kita itu sejak Januari 2022 mengadakan SAS. Di dalam SAS itu ada yang namanya sekolah kebangsaan dan bakat minat, kalau hari ini masih ada geng motor dan (kenakalan remaja) macam-macam, itu karena tidak ada pembentukan karakter sejak awal," jelas Eri dalam keterangannya, Sabtu (14/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kebijakan ini, jam belajar dimajukan menjadi pukul 06.30 hingga 12.00 WIB. PR pun ditiadakan dan digantikan oleh kelas pendidikan karakter serta pengembangan bakat. Eri menjelaskan dengan adanya program ini, siswa bisa memiliki lebih banyak waktu bersama keluarga dan bersosialisasi.

"Jadi siswa bisa sekaligus menyelesaikan tugas-tugasnya di sekolah, sehingga setelah kembali pulang ke rumah dia tidak ada lagi PR yang dibebankan. Karena apa? Saya ingin Arek-arek Surabaya banyak berinteraksi dengan keluarga, banyak berinteraksi dengan masyarakat, sehingga itu akan membentuk karakter anak. Karena karakter-karakter ini tidak hanya diajarkan di sekolah tapi juga ada di setiap rumah dan setiap perkampungan, dan semua itu kita terapkan di 2022," ungkap Eri.

Sebelumnya, Eri juga meninjau langsung implementasi program ini di SDN Kaliasin I dan SMPN 6 Surabaya. Di SDN Kaliasin I, siswa mengikuti kegiatan menggambar, musik, karate, hingga sepak bola. Sementara di SMPN 6, terdapat kegiatan karawitan, bola basket, paskibraka, paduan suara, hingga kelas bahasa asing.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Yusuf Masruh menyebutkan, jam belajar kini dibatasi hingga pukul 14.00 WIB dengan tambahan kelas pengayaan.

"Jam belajar selesai pukul 12.00 WIB dan pendalaman sampai pukul 14.00 WIB. Artinya dua jam sudah efektif, anak-anak bisa mengikuti pola pembelajaran melalui pengembangan bakat masing-masing. Ada lukis, menari, mengaji, dan lainnya," kata Yusuf.

Ia juga menegaskan bahwa penyelesaian PR dilakukan di sekolah melalui kelas pengayaan, sehingga anak pulang tanpa beban.

"Agar fresh, pulang anak-anak sudah tidak ada beban mengerjakan PR. Maka, pengayaan pembelajaran antar teman bisa membantu menyelesaikan PR dan pulang sudah tidak memikirkan PR," ujarnya.

Ia menambahkan, pendekatan ini mendorong siswa lebih aktif dan percaya diri melalui proyek berbasis minat.

"Anak dilatih aktif untuk membuat proyek. Maka saya siapkan menu ekstrakurikuler yang cocok dengan sekolah dan kondisi anak-anak agar menyenangkan. Bahkan, respons dari teman-teman sekolah sangat setuju karena fokus pada pembentukan karakter siswa," katanya.

Salah satu siswa kelas 8 SMPN 6 Surabaya, Yusuf Bagus Kristianto, mengapresiasi program SAS. Menurutnya, kebijakan tanpa PR membuat siswa lebih leluasa menyalurkan bakat dan meningkatkan kreativitas siswa.

"Saya berterima kasih kepada Pemkot Surabaya karena telah menyiapkan program ini. Bahkan, sejak tahun 2022 sudah tidak ada PR lagi dan sekolah mengganti dengan latihan soal yang dikumpulkan di waktu tertentu. Jadi setelah kegiatan di kelas, kita mengikuti SAS pada pukul 13.00 WIB sampai pukul 14.30 WIB," pungkasnya.

(prf/ega)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |