Pemiliknya Bisa Bernafas Lega, Harga Emas Akhirnya Menguat

7 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia akhirnya sedikit bernafas lega dengan sedikit menguat usai penurunan tajam pada perdagangan sebelumnya. Harga emas kembali menguat seiring pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan meredanya inflasi Amerika Serikat (AS).

Pada perdagangan Selasa (13/5/2025), harga emas dunia menguat 0,43% di level US$3.247,49 per troy ons. Penguatan ini menjadi kabar baik setelah emas ambruk 2,72% pada perdagangan Senin kemarin.

Pada perdagangan hari ini Rabu (14/5/2025) hingga pukul 06.10 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,26% di posisi US$3.255,8 per troy ons.

Harga emas naik pada perdagangan Selasa seiring pelemahan dolar dan masih adanya keraguan mengenai perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, sementara investor juga mulai optimis atas pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed) usai hasil data inflasi AS melandai.

Pada perdagangan Selasa (13/5/2025), indeks dolar AS melemah 0,36% di level 101,42. Pelemahan terjadi usai kenaikan tajam pada perdagangan sebelumnya yang mencapai 1,44%.

"Ketidakpastian seputar tarif perdagangan masih ada di pasar, kini pasar saham sedang beristirahat setelah reli besar-besaran dan kami melihat sedikit penurunan dolar," ujar Carlo Alberto De Casa, analis eksternal di Swissquote, kepada Reuters.

Pada  Senin, AS dan China mengumumkan pengurangan tarif untuk tiga bulan ke depan, dengan tarif AS atas impor China turun dari 145% menjadi 30% dan bea masuk China atas impor AS turun menjadi 10% dari 125%, yang menyebabkan lonjakan saham global, sehingga emas mulai ditinggalkan karena peralihan aset dari emas ke saham oleh beberapa pelaku pasar.

Namun, masih terdapat sentimen yang dapat memicu kenaikan harga emas. Tingkat inflasi Amerika Serikat (AS) secara tahunan mencapai 2,3% pada bulan April, lebih rendah dari yang diharapkan dan terendah sejak 2021.

Inflasi sedikit lebih rendah dari yang diharapkan pada bulan April karena tarif Presiden Donald Trump baru saja mulai menghantam ekonomi AS yang melambat, menurut laporan Departemen Tenaga Kerja pada hari Selasa.

Indeks harga konsumen, yang mengukur biaya untuk berbagai macam barang dan jasa di Amerika, naik atau mengalami inflasi 0,2% (month to month/mtm) dan 2,3% (year on year/yoy) pada April 2025, terendah sejak Februari 2021. Inflasi le ih rendah dibandingkan proyeksi pasar yakni 2,4% (yoy).

Inflasi inti tercatat 2,8% (yoy) pada April 2025. Melandainya inflasi ini menjadi angin segar buat investor emas karena bisa mempercepat bank sentral AS The Federal reserve (The Fed) memangkas suku bunga. 

Pasar pun mengharapkan penurunan suku bunga sebesar 55 basis poin tahun ini oleh The Fed, mulai September.

Emas, yang secara tradisional dianggap sebagai aset safe haven selama masa ketidakpastian politik dan ekonomi, cenderung tumbuh subur dalam lingkungan suku bunga rendah.

Di sisi teknis, emas spot XAU dapat menguji ulang support di US$3.206 per troy ons, penembusan di bawahnya dapat membuka jalan menuju US $3.135 per troy ons, menurut analis teknis Reuters Wang Tao.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |