Nyaris Koreksi, IHSG Bertahan di Zona Hijau Pagi Ini

5 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini, Kamis (22/5/2025) dibuka di zona hijau.

IHSG awalnya dibuka naik 0,35% ke level 71.67,13. Akan tetapi selang lima menit perdagangan IHSG sempat nyaris tergelincir ke zona merah, sebelum akhirnya berhasil bertahan di zona hijau.

Sebanyak 217 saham naik, 190 turn, dan 203 tidak bergerak. Nilai transaksi pagi ini terbilang ramai, yakni 1,24 trilun yang melibatkan 1,52 miliar saham dalam 115.832 kali transaksi.

Perdagangan pasar keuangan Tanah Air pada hari ini diwarnai sentimen positif setelah Bank Indonesia memangkas suku bunga kemarin. Namun, lonjakan imbal hasil US Treasury di AS serta kekhawatiran global mengenai defisit pemerintah bisa menjadi "badai' baru yang menguncang rupiah, saham, hingga SBN,

Pelaku pasar juga masih akan memantau data dari internal terkait neraca transaksi berjalan dan data eksternal, terutama dari AS terkait data penambahan klaim pengangguran secara mingguan.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya Bank Indonesia (BI) akhirnya memangkas suku bunga acuan atau BI rate sebesar 25 bps menjadi 5,50%. Suku bunga Deposit Facility juga turun menjadi sebesar 4,75% dan suku bunga Lending Facility turun menjadi 6,25%.

Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (21/5/2025) menjelaskan, keputusan tersebut konsisten dengan perkiraan inflasi 2025 dan 2026 yang rendah dan terkendali pada 2,5% plus minus 1%, mempertahankan niali tukar rupiah dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

"BI akan menjaga inflasi dalam sasaran dan nilai tukar rupiah sesuai fundamental mencermati kondisi terkini serta mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dinamika yang terjadi," kata Perry.

Pelaku pasar pada hari ini juga menanti data lagi dari internal terkait neraca transaksi berjalan atau current account untuk periode kuartal pertama tahun ini.

Menurut tradingeconomics, neraca transaksi berjalan Indonesia per kuartal I/2025 akan mengalami defisit yang lebih lebar menjadi US$ 1,2 miliar, dibandingkan kuartal sebelumnya yang defisit US$ 1,15 miiar.

Data transaksi berjalan ini cukup penting diperhatikan karena memberikan cerminan daya saing internasional, kemampuan membayar utang luar negeri, dan mendukung gambaran lebih lanjut tentang kondisi ekonomi secara keseluruhan.

Sebagai catatan, defisit transaksi berjalan pada kuartal terakhir tahun lalu menandai defisit selama tujuh kuartal beruntun dan setara dengan 0,3% dari PDB.
Beralih ke data eksternal, dari negeri Paman Sam pada besok malam akan data rilis penambahan data klaim pengangguran untuk pekan yang berakhir pada 17 Mei 2025.

Mengutip data dari laman penghimpun data, tradingeconomics, klaim pengangguran mingguan AS diprediksi bisa bertambah 230.000, lebih banyak dari minggu sebelumnya yang bertambah 229.000.

Jika klaim pengangguran naik, bagi pasar tenaga kerja ini memang akan buruk. Namun, ini bisa menjadi sinyal bagi prospek penurunan suku bunga the Fed, terutama setelah kuartal pertama tahun ini ekonomi AS mengalami kontraksi.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Rupiah Kian Perkasa! Tembus Rp16.300-an per Dolar AS

Next Article IHSG Melaju Kencang! Terbang Nyaris 3%

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |