Jakarta -
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono memaparkan sebaran warga negara Indonesia (WNI) di wilayah terdampak perang Iran dan Israel. Menlu juga sudah membentuk tim untuk merespons dinamika di Timur Tengah.
Hal itu disampaikan Sugiono dalam Rapat Kerja dengan Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (30/6/2025). Sugiono menyebut mayoritas WNI yang berada di Iran adalah mahasiswa dan pelajar.
"Perlu kita ketahui bersama angka-angka yang ada di situ bahwa ada 386 warga negara Indonesia yang berada di Iran yang sebagian besar merupakan pelajar dan mahasiswa. Kemudian ada juga WNI yang magang di Yerusalem dan sekitarnya, sekitar 167 orang," ujar Sugiono dalam rapat di DPR RI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua hari setelah serangan Israel ke Iran, ujar Sugiono, status KBRI di Teheran dinaikkan menjadi Siaga 1. Pihak Kemlu juga meminta WNI yang ada di negara terdampak untuk terus berkoordinasi.
"KBRI Teheran jadi Siaga 2 menjadi Siaga 1. Dan meminta kepada seluruh WNI yang ada di wilayah Iran dan berada di wilayah Israel untuk melaporkan diri dan berkoordinasi sehingga bisa diambil langkah-langkah evakuasi," katanya.
Ia menyebut dari 386 WNI yang ada di Iran, 97 orang dievakuasi lewat Azerbaijan. Adapun sisanya disebut masih menetap di Iran dan kondisinya akan terus dipantau oleh Kemlu.
"Dari 386 yang ada di Iran, 97 orang kami berhasil evakuasi lewat Azerbaijan. Sisanya masih di sana ada yang memilih untuk tetap berada di sana dan belum menyatakan kesediaannya untuk pindah," kata Sugiono.
"Namun, ini juga terus kita pantau keadaannya. Mudah-mudahan dengan adanya gencatan senjata perdamaian ini kondisi mereka berada dalam situasi yang baik," tambahnya.
Sugiono menyebut ada 26 WNI yang dievakuasi dari wilayah Tel Aviv. Kemlu pun membentuk Satgas Crisis Response Team jika situasi memburuk.
"Secara paralel KBRI Amman juga memfasilitasi evakuasi 26 WNI dari wilayah Tel Aviv kemudian Yerusalem dan Arava. Dan rencana evakuasi bagi warga negara yang ada di wilayah-wilayah ini akan kami lanjutkan," ujar Sugiono.
"Kemudian kami juga telah membentuk suatu gugus tugas yang disebut crisis response team, jika sewaktu-waktu perkembangan situasi memburuk memaksa kita mengevakuasi warga negara di negara-negara tersebut," imbuhnya.
(dwr/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini