Marak Penipuan Pakai AI Makan Banyak Korban, Begini Modusnya

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Seiring berjalannya waktu, teknologi yang hadir di dunia terus berkembang pesat. Sayangnya, kemajuan teknologi tersebut terkadang menimbulkan berbagai kasus yang tidak diinginkan.

Seperti diketahui, pada tahun lalu marak terjadi penipuan, mulai dari modus deepfake, kloning suara, dan penipuan phishing berbasis kecerdasan buatan atau Artificial Intelligent (AI). Akan tetapi, rupanya semua itu hanyalah "pemanasan" bagi para penjahat siber.

Bahkan, muncul prediksi bahwa tahun ini akan menjadi era penipuan berbasis AI sebagai kekuatan utama dalam mengincar dana dari fintech hingga rekening bank. Ini mengingat, saat ini pelaku kejahatan memiliki senjata baru yang sangat canggih dan sulit dideteksi.

Mengacu pada laporan dari Forbes, teknologi AI bukan hanya dimanfaatkan untuk tujuan produktif, melainkan juga menjadi senjata baru bagi sindikat penipuan global.

Berikut ini merupakan empat modus penipuan AI yang patut diwaspadai masyarakat dan korporasi:

1. Deepfake & AI di Serangan Email Bisnis (BEC)

Dewasa ini, penipuan berbasis BEC telah berevolusi. Kini, para penjahat di dunia maya mulai menggunakan AI untuk membuat video dan audio palsu yang nampak meyakinkan. Sebagai contoh, para penjahat di Hong Kong menyamar menjadi bos perusahaan lewat panggilan Zoom palsu. Setelah melancarkan aksinya, mereka pun membuat pegawai mengirimkan dana hampir Rp 480 miliar.

Tak tanggung-tanggung, 53% profesional akuntansi di AS mengaku pernah menjadi target serangan serupa. Bahkan 40% email BEC kini dibuat sepenuhnya oleh AI.

2. Chatbot Penipu Asmara

Penipuan dengan modus kegiatan asmara kini sudah semakin berkembang. Tidak hanya menggunakan manusia, penipuan asmara bahkan sudah memanfaatkan chatbot AI otonom sebagai alat untuk merayu korbannya. Pihak korban pun bakal kesulitan membedakan antara manusia atau bot AI lantaran percakapan yang terjadi begitu natural.

Kejadian penipuan asmara ini sudah muncul di media sosial, bahkan sempat dibocorkan oleh pelaku kejahatan asal Nigeria dalam sebuah video.

3. "Pig Butchering" Pakai AI Massal

Skema penipuan investasi berkedok asmara atau bisnis yang dikenal sebagai "pig butchering" kini sudah dilakukan secara massal dengan menggunakan AI. Berbekal alat seperti "Instagram Automatic Fans", pesan massal dikirim untuk memancing korban, seperti "Temanku merekomendasikan kamu. Apa kabar?"

Penipu kini juga memanfaatkan deepfake untuk panggilan video dan kloning suara agar lebih meyakinkan calon korban.

4. Pemerasan Deepfake Menarget Eksekutif dan Pejabat

Kasus pemerasan dengan video deepfake kini juga makin marak. Di Singapura, kelompok penjahat mengirim email berisi ancaman video palsu yang mencatut wajah para pejabat pemerintah dan menuntut pembayaran kripto hingga puluhan ribu dolar.

Teknologi ini dirancang dengan menggunakan foto dan video publik dari platform LinkedIn atau YouTube, yang kemudian diolah menjadi konten deepfake mengerikan. Dengan perangkat lunak deepfake yang makin mudah diakses, penipuan jenis ini diperkirakan akan meluas dan menyasar kalangan eksekutif di seluruh dunia.


(wur)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Cuan Bisnis Pembiayaan Karyawan & UMKM di Tengah Persaingan

Next Article Pelaku Deepfake Prabowo Ditangkap Polisi, Ternyata Untung Rp 65 Juta

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |