Ketua MA Ingatkan Para Hakim Jangan Tempel Stiker Pamer Jabatan di Mobil

18 hours ago 2

Jakarta -

Ketua Mahkamah Agung (MA) Sunarto berpesan kepada seluruh hakim yang baru dilantik agar tidak hidup bermewah-mewahan. Dia tak ingin melihat hakim-hakim yang memamerkan jabatannya di hadapan publik.

Menurut Sunarto, integritas jabatan bagi hakim adalah hal yang paling utama. Dia ingin para hakim menjalani hidup yang sederhana.

"Nanti kalau ada kesempatan punya mobil, jangan ditempel stiker hakim-hakim. Kaca depan hakim, samping hakim, belakang hakim. Jabatan saudara tidak perlu dipamerkan, tapi perlu dinikmatin oleh semua pihak, termasuk diri saudara. Kalau dipamerkan, berisiko," kata Sunarto dalam pembinaan hakim di hotel kawasan Harmoni, Jakarta Pusat, Jumat (13/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sunarto mengaku tak ingin mendengar ada hakim yang memanfaatkan jabatannya demi lolos dari hukuman, bahkan untuk pelanggaran lalu lintas. Dia menegaskan jabatan hakim itu harus disembunyikan, bukan sebaliknya.

"Ada tahu para pihak yang berperkara, baru pakai motor, apa, Mio, kanan-kiri stiker hakim, biar polisi tidak menangkap. Tidak boleh. Tidak boleh. Ada mobil, gantungannya di dalam itu, di kaca spion depan, kasih tulisan hakim. Ke mana-mana baju tulisan hakim, ke pasar. Ke pasar, ke toko, hakim, main tenis, tulisan hakim lagi. Ini jabatan yang tersembunyi. Jangan ditonjol-tonjolkan," ungkap dia.

"Orang akan mencari saudara. Tidak usah saudara kampanye. Saudara dicari. Betul ini dicari oleh semua pihak," sambung dia.

Sunarto menilai alih-alih bergaya hidup mewah, hakim lebih penting memiliki independensi. Menurut dia, hal itulah yang perlu dijaga serius.

"Independensi, menghadiri secara mandiri tanpa tekanan atau intervensi. Itu yang harus saudara jaga. Karena marwah saudara ada di situ, yang paling berat bukan intervensi dari eksternal, dari atasan, dari luar. Tapi yang paling berat adalah intervensi dari diri saudara sendiri," jelasnya.

Dia menyebutkan biasanya akan ada saja yang menggoda hakim dengan iming-iming bayaran yang lebih tinggi dari gaji yang didapatnya. Godaan akan makin kuat karena dorongan dari diri sendiri atau orang terdekat.

"Pak, ini ada Rp 50 juta. Itu kan gaji saya satu bulan. Pak, ini ada 100, Pak. Nah, itu gaji saya dua bulan setengah, ditawarin lagi Rp 1 M, ini berapa bulan? Tahun ini, dua tahun setengah. Ya, mulai sehari dua hari, tahan godaan. Satu bulan, dua bulan, tahan godaan. Setahun, dua tahun, tahan godaan. Berikutnya, apalagi yang menggoda adalah pasangan kita. Anak kita, orang tua kita, famili kita. 'Pak, anak kita ini lho, Pak, sakit. Ini operasi lagi'. Mudah-mudahan tidak terjadi," kata dia.

(knv/knv)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |