Kantor Sri Mulyani dan BI Sudah Pesta Pora, Bursa RI Menangis Sendirian

6 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor asing mulai berebutan masuk Indonesia hingga mencatat net inflow besar pada pekan lalu. Namun, bursa saham Indonesia justru merana.

Bank Indonesia merilis data transaksi 30 Juni-3 Juli 2025, investor asing tercatat beli neto sebesar Rp10,79 triliun, terdiri dari beli neto sebesar Rp15,14 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan Rp 2,04 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Namun, asing masih mencatat net sell sebesar Rp 2,31 triliun di pasar saham.

Merujuk data Bursa Efek Indonesia hingga 4 Juli, net sell bahkan mencapai Rp 2,8 triliun.

Net inflow di pasar keuangan Indonesia kemarin adalah rekor tertinggi sejak pekan ketiga Mei 2025 atau hampir dua bulan terakhir.

Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen sampai dengan 3 Juli 2025, investor asing tercatat jual neto sebesar Rp52,95 triliun di pasar saham dan Rp34,72 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp53,07 triliun di pasar SBN.

Besarnya inflow di pasar SBN sejalan dengan makin melandainya imbal hasil SBN. Imbal hasil SBN tenor 10 tahun turun ke 6,06% pada Jumat dan bahkan menyentuh 6,59% pada Kamis pekan lalu. Level imbal hasil SBN saat ini adalah yang terendah sejak Oktober 2024 atau lebih dari tujuh bulan.
Imbal hasil berbanding terbalik dengan harga obligasi. Saat investor memburu SBN maka harga akan naik sehingga imbal hasil melandai.

Net inflow SBN pada pekan lalu yang mencapai Rp 15,74 triliun juga menjadi rekor terbaiknya sejak pekan kedua September 2024 (Rp 19,76 triliun) atau lebih dari sembilan bulan.
Inflow pada SBN juga sudah terjadi sejak Mei 2025.

Inflow juga sudah terjadi pada pasar SRBI. Setelah sempat kabur, investor asing sudah masuk ke pasar SRBI dalam dua pekan terakhir sehingga arus inflow kuat.

Sebaliknya, pasar saham RI masih saja ditinggal asing. Nett outflow selama tiga pekan terakhir menembus Rp 6,2 triliun. Outflow masih kencang di tengah ketidakpastian perang dagang.

Negoisasi Dagang, Investor Asing Kabur atau Bertahan?
Pekan ini menjadi pekan yang menegangkan bagi investor seluruh dunia. Pasalnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan mengumumkan hasil negosiasi tarif dagang.

Deadline negosiasi adalah 8 Juli 2025 atau 9 Juli waktu Indonesia.

Jika hasil negoisasi lebih baik maka dana asing diyakini akan semakin membanjiri Indonesia.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan perubahan besar dalam pendekatan perdagangan global negaranya dengan mengesampingkan rencana semula untuk melakukan puluhan kesepakatan dagang bilateral.

Sebagai gantinya, mulai Jumat (4/7/2025), Washington akan mengirimkan surat resmi kepada negara-negara mitra dagang untuk memberitahukan tarif impor baru yang akan mereka hadapi saat memasukkan barang ke pasar AS.

"Kami punya lebih dari 170 negara, dan berapa banyak kesepakatan yang bisa kita buat? Itu sangat jauh lebih rumit," ujar Trump, seperti dilansir Reuters.

Trump menyebutkan bahwa surat tersebut akan dikirim dalam kelompok 10 negara sekaligus, dengan tarif yang ditetapkan dalam kisaran 20% hingga 30%. Langkah ini menandai penyimpangan dari janji sebelumnya yang ambisius, yakni menyusun hingga 90 perjanjian dagang dalam 90 hari.

Kabar terbaru, Trump mengatakan bahwa ia telah menandatangani surat kepada 12 negara yang menguraikan berbagai tingkat tarif yang akan mereka hadapi atas barang yang mereka ekspor ke Amerika Serikat, dengan tawaran "terima atau tinggalkan" yang akan dikirim pada hari Senin.

Dalam perang dagang global yang telah menjungkirbalikkan pasar keuangan dan memicu perebutan di antara para pembuat kebijakan untuk menjaga ekonomi mereka, Trump pada bulan April mengumumkan tarif dasar 10% dan jumlah tambahan untuk sebagian besar negara, beberapa berkisar setinggi 50%.

Namun, semua tarif dasar kecuali 10% kemudian ditangguhkan selama 90 hari untuk memberi lebih banyak waktu bagi negosiasi untuk mengamankan kesepakatan. Periode tersebut berakhir pada 9 Juli, meskipun Trump pada Jumat pagi mengatakan tarif bisa lebih tinggi lagi, berkisar hingga 70% dengan sebagian besar akan mulai berlaku pada 1 Agustus.

Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan pada Minggu bahwa tarif yang diumumkan sejak April akan mulai berlaku pada 1 Agustus bagi negara-negara yang belum mencapai kesepakatan dengan pemerintahan Presiden Donald Trump.

"Presiden Trump akan mengirimkan surat kepada beberapa mitra dagang kami yang menyatakan bahwa jika tidak ada kemajuan, maka pada 1 Agustus Anda akan kembali ke tingkat tarif yang ditetapkan pada 2 April," kata Bessent dalam acara "State of the Union" di CNN.

Pada 1 Agustus, negara-negara tersebut "akan menerima surat yang menyatakan bahwa jika kita belum mencapai kesepakatan, maka Anda akan kembali ke tingkat tarif per 2 April," lanjutnya.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(mae/mae)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |