Jemaah Haji Wanita Disarankan Pakai Diaper Selama Wukuf, Ini Tujuannya

4 hours ago 1

Makkah -

Mustasyar diny atau pembimbing ibadah Petugas Haji 2025, Badriyah Fayumi, menguraikan sejumlah persoalan dan fikih ibadah haji bagi perempuan. Badriyah mengatakan perempuan dan laki-laki punya perbedaan secara biologis sehingga ada kekhususan bagi perempuan dalam beribadah.

Badriyah awalnya menguraikan pelaksanaan tawaf ifadah bagi perempuan yang sedang haid namun harus pulang ke Tanah Air. Dia menyebut tawaf memang harus dilakukan dalam keadaan suci seperti salat. Tapi, ada beberapa keringanan bagi jemaah haji perempuan.

"Bagaimana kalau perempuan waktunya sudah mepet dan sudah harus pulang jemaah haji yang kloter-kloter awal dan belum sempat tawaf ifadah atau waktu tawaf ifadahnya mepet padahal masih haid. Jangan sedih, haid ini dari Allah, kewajiban haji juga dari Allah, Allah tidak akan memberatkan hambanya," ujar Badriyah di Makkah, Sabtu (24/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan jemaah haji perempuan dapat melaksanakan tawaf, sai hingga tahalul kedua saat haidnya sedikit. Dia mengatakan jemaah tersebut tidak akan dikenakan dam.

Mustasyar diny atau pembimbing ibadah Petugas Haji 2025, Badriyah Fayumi (dok Media Center Haji)Foto: Mustasyar diny atau pembimbing ibadah Petugas Haji 2025, Badriyah Fayumi (dok Media Center Haji)

"Kalau ternyata kok masih sedikit-sedikit dan harus pulang, maka itu adalah uzur syari di luar batas kemampuan kita. Seperti kayak orang yang wajib salat tapi ternyata dia ada hadas, dia beser, maka bagaimana? Tetap lakukan dengan banyak berzikir banyak beristigfar insyaallah Allah akan tetap menerima ibadah kita," ujarnya.

Bagaimana dengan tawaf wada bagi wanita yang sedang haid sementara harus pulang ke Indonesia?

"Bagi mereka tidak dikenakan kewajiban, mereka tidak wajib melakukan tawaf wada dan tidak dikenakan dam karena haid itu dari Allah dan pulang ke Tanah Air juga ketentuan yang tidak bisa dinego para jemaah," tuturnya.

Kemudian, Badriyah menyarankan agar jemaah haji perempuan menggunakan diaper (popok) saat sudah ihram untuk wukuf di Arafah. Dia mengatakan tak ada larangan bagi perempuan menggunakan diaper ataupun pembalut saat ihram. Wukuf tidak harus dilakukan dalam keadaan suci seperti salat dan tawaf.

"Ini kami sarankan yaitu menggunakan diaper pada saat ihram. Kami menyarankan jemaah haji perempuan pada saat Armuzna (Arafah, Muzdalifah dan Mina) nanti pakailah pampers atau minimal pembalut. Begitu juga saat mabit di Mina meskipun tidak sedang haid," ujarnya.

Dia mengatakan hal itu penting untuk menjaga kebersihan dan kesucian pakaian. Dia juga menyebut hal itu akan memudahkan jemaah wanita karena jumlah toilet yang terbatas.

"Kalau sewaktu-waktu jalanan macet, kita kebelet dan antrenya panjang atau bahkan tidak bisa turun. Kita pernah mengalami peristiwa Muzdalifah yang di luar dugaan seperti itu, maka menggunakan diaper insyaallah sedikit membantu," tuturnya.

Dia mengatakan jumlah toilet di Mina dan Arafah antara laki-laki dan perempuan relatif sama. Tapi, katanya, sebagian toilet laki-laki dilengkapi urinoir sehingga memudahkan.

"Jumlah jemaah perempuan lebih banyak. Ini pasti membutuhkan waktu yang lebih banyak. Maka agar kita tidak terjatuh dalam perdebatan yang tidak perlu, kita tidak terpancing emosinya, maka insyaallah pampers dan pembalut ini sangat membantu. Kita tetap antre tapi kalau tidak kuat, kebelet, kita bisa tumpahkan sambil antre dan ketika di dalam kita tinggal ganti pembalut atau pampersnya. Ini tidak ada kaitan apapun dengan pelanggaran ihram perempuan," tuturnya.

Simak juga video "Komisi VIII Soroti Kasus Perampokan Calon Jemaah Haji di Makkah" di sini:

(haf/isa)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |