Iran Sukses Bobol Iron Dome-Bikin Israel Hancur Lebur, Ini Rahasianya

5 hours ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Iran berhasil mengguncang dominasi udara Israel dalam serangan balasan atas gempuran Tel Aviv pada 13 Juni lalu. Sejumlah rudal balistik Iran dilaporkan berhasil menembus sistem pertahanan udara Israel yang dikenal paling canggih di dunia, termasuk Iron Dome dan Arrow.

Beberapa rudal Iran menghantam wilayah permukiman di Israel menyebabkan kerusakan signifikan. Bahkan, markas besar militer Israel di Tel Aviv, Kirya, turut terdampak meski kerusakannya terbatas.

Pada Selasa, Iran menyebut telah menghantam pusat intelijen dan operasi Mossaad, memicu pertanyaan besar: bagaimana rudal Iran bisa melewati perisai udara Israel yang selama ini dianggap tangguh?

Serangan yang Menguras Daya Tahan Pertahanan Udara

Salah satu strategi yang diduga digunakan Iran adalah menguras cadangan rudal pencegat Israel melalui serangan simultan dalam jumlah besar.

"Tidak ada sistem pertahanan udara yang bisa menembak jatuh 100% rudal yang datang. Jika Anda hanya punya pencegat terbatas, Anda akan kewalahan," kata Dr. Marina Miron, peneliti pascadoktoral di King's College London.

Media Israel bahkan memperkirakan sistem pertahanan mereka bisa mulai gagal dalam beberapa hari jika Iran terus menembakkan rudal dengan intensitas tinggi. Biaya pengoperasian sistem ini juga sangat besar, mencapai sekitar US$285 juta per hari.

Suasana kompleks rumah sakit Soroka setelah terkena rudal yang ditembakkan dari Iran di Beer Sheva, Israel, Kamis (19/6/2025). (Marc Israel Sellem/Pool via REUTERS)Foto: via REUTERS/Marc Israel Sellem
Suasana kompleks rumah sakit Soroka setelah terkena rudal yang ditembakkan dari Iran di Beer Sheva, Israel, Kamis (19/6/2025). (Marc Israel Sellem/Pool via REUTERS)

Rudal Hipersonik dan HGV

Iran juga diyakini menggunakan rudal hipersonik dan wahana luncur hipersonik (HGV), seperti yang terpasang di rudal Fattah-2. Rudal jenis ini tidak hanya melaju lebih cepat dari suara, tetapi juga mampu bermanuver dan menghindari jalur prediksi sistem pertahanan.

"Selain kecepatannya, rudal dengan HGV bisa bergerak zig-zag dan tidak bisa ditebak seperti rudal balistik biasa," jelas Alex Gatopoulos, editor pertahanan di Al Jazeera.

Rudal-rudal ini, menurut Gatopoulos, memberi waktu reaksi yang sangat singkat bagi sistem pertahanan udara, sehingga meningkatkan peluang lolosnya rudal ke sasaran.

Rudal Jelajah Terbang Rendah

Selain rudal balistik dan hipersonik, Iran juga menurunkan rudal jelajah seperti Hoveyzeh, yang meluncur rendah dan stabil seperti drone. Meski lebih lambat, karakteristiknya yang sulit dideteksi membuatnya berbahaya.

"Rudal jelajah dapat mengubah arah dan menyelinap melewati radar," tambah Dr. Miron.

Sementara itu, Pasukan Garda Revolusi Iran menyatakan bahwa keberhasilan serangan tersebut dicapai melalui pendekatan taktis baru yang didesain untuk mengecoh sistem pertahanan berlapis Israel.

"Inisiatif dan kemampuan baru yang kami gunakan menyebabkan sistem pertahanan musuh saling mengganggu. Ini terjadi meski mereka didukung penuh oleh AS dan kekuatan Barat serta teknologi terbaru," demikian pernyataan resmi Garda Revolusi.


(tfa/wur)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Israel-Iran Saling Serang, Netanyahu Kabur Naik Pesawat ke Yunani

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |