Harga Batu Bara Jatuh, Sanggupkah China Menolong?

1 day ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Reli panjang harga batu bara akhirnya terhenti. Hharga batu bara diharapkan bisa kembali naik dengan bantuan China.

Merujuk Refinitiv, harga batu bara pada perdagangan Rabu (28//5/2025) ada di posisi US$ 107,6 per ton atau melemah 1,06%. Pelemahan ini memutus reli panjang selama tiga hari dengan penguatan mencapai 3,6%.

Harga acuan untuk batubara termal laut (seaborne thermal coal), yang digunakan di pembangkit listrik untuk menghasilkan energi, telah anjlok hingga seperempat dari level puncaknya pada 2022. Saat itu harga batubarater bang karena invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina memicu krisis energi dan reli harga batubara.

Periode harga tinggi yang berkepanjangan sepanjang 2022 dan 2023 - yang mendatangkan keuntungan besar bagi sejumlah penambang dan hedge fund - telah mendorong lonjakan produksi, dengan China, India, dan Indonesia membuka tambang-tambang baru dalam beberapa tahun terakhir.

Produksi dalam negeri China, sebagai produsen dan konsumen batubara termal terbesar di dunia, mencapai rekor tahun ini, sehingga mengurangi kebutuhan untuk impor. Tingginya level inventaris di China dan India, pengguna batubara terbesar kedua dunia, juga turut menekan pasar.

Musim semi dan musim gugur dikenal sebagai "shoulder season" biasanya merupakan periode lemah bagi pasar batubara laut, karena puncak permintaan terjadi di musim panas di belahan bumi utara, ketika China dan India meningkatkan penggunaan pendingin udara.

Tahun ini, para analis memperkirakan harga batubara akan terus merosot dari level saat ini karena pasokan yang melimpah di pasar, sebelum pulih pada paruh kedua tahun ketika permintaan musim panas meningkat.

"Tidak banyak faktor penopang harga saat ini.Bahkan jika harga lebih rendah, tidak ada yang akan membeli lebih banyak batubara," ujar Firat Ergene, analis di Kpler, kepada Reuters, merujuk pada tingginya level stok saat ini.

Sebagian besar batubara termal dunia ditambang dan dikonsumsi di dalam negeri hanya sekitar sepersepuluh dari produksi global yang diperdagangkan di pasar laut internasional.

Permintaan batubara global telah meningkat stabil dalam beberapa tahun terakhir, meskipun sektor ini dihindari oleh sebagian investor yang peduli lingkungan. Rekor permintaan tercapai tahun lalu karena permintaan pembangkit listrik yang terus tumbuh.

Menunggu Bantuan China

China telah meminta pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batubara untuk meningkatkan stok mereka dengan pasokan domestik, seiring upaya otoritas untuk mendorong permintaan dan harga batubara dalam negeri.

Harga batubara di China mengalami tekanan sepanjang tahun ini, yang berdampak negatif terhadap laba dan profitabilitas produsen batubara. Hingga saat ini di tahun 2025, harga batubara China telah turun sekitar 20%.

Sumber Reuters menyebut Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC), lembaga perencana negara China, telah meminta PLTU untuk meningkatkan stok batubara mereka sebesar 10%.

Namun, para pedagang meragukan bahwa langkah ini akan mampu mendorong harga batubara karena stok batubara sudah meningkat di sepanjang rantai pasok tahun ini.

Sementara itu, tren impor batubara bulanan China yang terus melemah juga telah menyeret harga batubara termal di Asia ke level terendah dalam empat tahun pada awal bulan ini.

Produksi batubara domestik yang mencetak rekor tertinggi dan lemahnya pembangkit listrik tenaga batubara di China telah menyebabkan turunnya permintaan terhadap impor batubara termal di pasar batubara terbesar dunia ini.

Dengan harga batubara domestik yang rendah, permintaan yang melemah, dan tingginya stok batubara di pelabuhan, penurunan impor China tidak mengejutkan para analis - dan tren ini diperkirakan akan terus berlanjut dalam beberapa bulan ke depan.

Meskipun impor menurun, harga batubara dalam negeri tetap turun karena produksi pembangkit listrik tenaga batubara yang lebih rendah dan produksi domestik yang meningkat.

China memproduksi 3,8% lebih banyak batubara pada April tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 389,31 juta ton. Meskipun turun dibandingkan bulan sebelumnya yang mencetak rekor, angka ini tetap cukup tinggi untuk memperkuat peran batubara dalam bauran energi nasional.

Pada saat yang sama, impor batubara China pada April turun 16% di tengah harga domestik yang lebih murah, yang mendorong konsumsi pasokan lokal.

Asosiasi Batubara China memperkirakan bahwa produksi batubara akan tumbuh lebih cepat dibandingkan konsumsi sepanjang 2025, mengindikasikan bahwa kondisi kelebihan pasokan (oversupply) bisa berlanjut hingga akhir tahun, menurut laporan dari layanan intelijen komoditas Mysteel awal pekan ini.

CNBC INDOENSIA RESEARCH
[email protected]

(mae/mae)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |