Formula Budgeting 50/30/20 Tak Selamanya Efektif, Ini Penjelasannya

3 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Tanpa budgeting, banyak orang tidak sadar uang habis untuk hal-hal kecil seperti jajan, ngopi, hingga belanja impulsif. Dengan budgeting, seseorang dapat punya kendali penuh atas biaya pengeluaran.

Budgeting membantu seseorang untuk menyisihkan uang secara konsisten untuk tabungan, dana darurat, hingga investasi. Tanpa budgeting, biasanya uang habis sebelum kamu sempat menabung. Keuangan yang berantakan memicu stres, merasa insecure, dan khawatir tidak cukup uang saat butuh mendesak. Sehingga budgeting memberi rasa aman karena seseorang siap menghadapi pengeluaran mendadak.

Dalam dunia budgeting dikenal dengan metode budgeting 50/30/20, dimana 50% untuk kebutuhan, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk tabungan & investasi. Akan tetapi sayangnya, budgeting metode 50/30/20 kini kurang efektif pada kehidupan saat ini. Lantaran biaya hidup yang makin tinggi akan tetapi penerimaan stagnan bahkan berkurang.

Terdapat hal-hal kenapa budgeting metode 50/30/20 saat ini sering dianggap kurang efektif, terutama dalam kondisi ekonomi dan gaya hidup saat ini.

Biaya hidup makin tinggi, sementara pendapatan tidak banyak berubah sehingga sulit hanya 50% untuk kebutuhan. Harga sewa, makan, transportasi, dan kebutuhan pokok naik lebih cepat daripada kenaikan gaji, sehingga banyak orang harus mengalokasikan 60-70% untuk kebutuhan, bukan hanya 50%.

Selain itu, kondisi masing-masing orang berbeda-beda seperti dari status single atau berkeluarga, punya hutang atau tidak punya hutang hingga pekerja lepas atau pekerja tetap. Dimana orang dengan utang tinggi harus memiliki porsi tabungan/investasi lebih kecil dari pelunasan utang atau kisaran lebih besar dari 20%.

Kemudian orang yang masih single vs sudah berkeluarga memiliki prioritas dan kebutuhan berbeda, berkeluarga identic pengeluaran jauh lebih besar dibandingkan ketika saat single.

Belum lagi, dengan banyaknya langganan digital, social pressure, dan jajan online, pengeluaran sering bocor melebihi 30% tanpa disadari. Metode 50/30/20 ini tidak cukup detail untuk menangkap kebocoran ini jika tidak disiplin mencatat.

Sementara itu, dalam kondisi ekonomi saat ini, 20% untuk tabungan atau investasi kadang terlalu kecil untuk dana darurat hingga investasi. Bagi yang mengejar kebebasan finansial, seringkali diperlukan alokasi 30 hingga 40% untuk investasi.

Solusinya adalah gunakan metode Zero-Based Budgeting, dimana setiap rupiah penghasilan diarahkan ke pos tertentu (lebih detail). Bisa juga, menggunakan metode Cash Envelope untuk menekan kebocoran.

Adapula metode lain seperti budgeting metode 60/20/20 jika biaya hidup tinggi, dimana 60% untuk kebutuhan, 20% untuk keinginan, dan 20% untuk tabungan & investasi. Adapun budgeting metode 70/10/20 jika penghasilan masih kecil, dimana 70% untuk kebutuhan, 10% untuk keinginan, dan 20% untuk tabungan & investasi.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |