Diburu Kolektor Dunia, Permata Siluman Ini Dihargai Rp1,1 Miliar/Karat

12 hours ago 2

Jakarta, CBC Indonesia - Alexandrite dikenal sebagai salah satu batu permata paling langka dan mahal di dunia.

Menurut legenda, batu permata ini dinamai untuk menghormati Alexander II karena ditemukan pada hari ulang tahun calon tsar tersebut pada tahun 1834.

Karena warna merah dan hijau dari alexandrite  sesuai dengan warna militer Rusia, batu ini kemudian menjadi batu permata resmi Kekaisaran Rusia pada masa Tsardom.

Para perajin perhiasan Rusia sangat terpesona dengan batu langka yang bisa berubah warna ini.

George Frederick Kunz, ahli permata ternama dari Tiffany & Co., juga sangat menyukainya. Ia menciptakan serangkaian cincin alexandrite antara akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Alexandrite juga kadang digunakan dalam perhiasan di era Victoria Inggris.

Setelah cadangan tambang permata di Rusia habis, popularitas batu alexandrite sempat menurun sampai ditemukan pasokan baru di Brasil pada tahun 1987.

Saat ini, Brasil, Sri Lanka, dan Afrika Timur menjadi sumber utama alexandrite, meskipun warna batu dari wilayah ini tidak secerah batu alexandrite asli Rusia.

Batu permata alexandrite alami kini bahkan lebih langka dibandingkan berlian.

Karena ketersediaannya yang sangat terbatas, alexandrite berkualitas tinggi nyaris tidak terjangkau untuk masyarakat umum. Bahkan batu dengan kualitas lebih rendah tetap mahal dan sulit ditemukan.

Sejak tahun 1960-an, laboratorium telah berhasil menumbuhkan alexandrite sintetis. Komoditas itu sebenarnya adalah korundum atau kristal berwarna yang diberi unsur kromium atau vanadium untuk meniru warna.

Proses pembuatan alexandrite sintetis ini juga mahal, sehingga batu sintetis pun bisa tetap berharga tinggi.

Batu Alexandrite. (Dok. GIA)Foto: Batu Alexandrite. (Dok. GIA)
Batu Alexandrite. (Dok. GIA)

Alexandrite pertama kali ditemukan di Pegunungan Ural, Rusia, pada awal tahun 1830-an. Saat ini, alexandrite ditemukan di Tanzania, Zimbabwe, Brasil, India, dan Sri Lanka. Di sebagian besar lokasi tersebut, alexandrite merupakan hasil sampingan dari penambangan zamrud.

Meskipun alexandrite ditemukan di banyak negara, keberadaannya semakin langka sejak gelombang penemuan besar di Brasil pada awal tahun 1990-an.

Namun demikian, permintaan terhadap batu permata ini tetap tinggi di Amerika Serikat, terutama untuk batu berukuran besar dengan tingkat kejernihan tinggi dan perubahan warna yang khas.

Alexandrite adalah varietas chrysoberyl yang mengalami perubahan warna, dan dianggap sebagai salah satu batu permata paling langka di dunia.

Dalam hal kelangkaan, alexandrite  mungkin melampaui hampir semua batu permata lainnya yang dikenal. Sebagian besar batu alexandrite  berkualitas tinggi sangat sulit ditemukan di pasaran. Namun, kami memiliki banyak batu alexandrite  yang tersedia untuk dijual.

Dikutip dari Gemological Institute of America (GIA) warna ganda terbaik dari alexandrite  adalah hijau rumput yang cerah pada cahaya siang hari dan cahaya fluorescent, serta merah raspberry yang intens pada cahaya lampu pijar.

Warnanya berubah-ubah mirip siluman.

Banyak sumber modern sering menggunakan ungkapan "zamrud di siang hari, ruby di malam hari" untuk meromantisasi warna Alexandrite.

Semakin jelas perubahan warnanya, semakin tinggi nilai alexandrite  tersebut. Itulah sebabnya harga beberapa alexandrite  bisa sangat mahal.

Meskipun alexandrite berasal dari berbagai belahan dunia, batu yang benar-benar berkualitas tinggi memiliki ciri khas tertentu dan telah diidam-idamkan sebagai salah satu permata paling langka.

Harga alexandrite sendiri sangat mahal yakni mencapai US$ 70.000 per karat untuk kualitas terbaik. Bila dirupiahkan maka harganya mencapai Rp 1,14 miliar per karat.

(mae/mae)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |