Israel Vs Iran Memanas! Ladang Gas Terbesar Diserang-Hujan Rudal

10 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan di Timur Tengah terus memuncak setelah Israel dan Iran melancarkan serangan militer baru satu sama lain pada Sabtu (14/6/2025) malam waktu setempat. Eskalasi ini memicu kekhawatiran global akan kemungkinan pecahnya perang regional berskala luas, terutama setelah Israel memperluas serangannya dengan menghantam fasilitas energi terbesar Iran di ladang gas South Pars.

Teheran langsung membatalkan pembicaraan nuklir dengan Amerika Serikat yang sebelumnya dianggap sebagai satu-satunya jalur diplomatik untuk menghentikan pengeboman Israel.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan bahwa serangan yang telah terjadi "belum seberapa dibandingkan dengan apa yang akan Iran hadapi dalam beberapa hari ke depan."

Dilansir Reuters, militer Israel mengonfirmasi bahwa lebih banyak rudal diluncurkan dari Iran ke wilayah Israel pada Sabtu malam, dan menyatakan pihaknya sedang melakukan intersepsi sambil melanjutkan serangan terhadap sasaran militer di Teheran. Televisi pemerintah Iran juga melaporkan bahwa Iran telah meluncurkan rudal dan drone ke arah Israel.

Beberapa proyektil terlihat melintas di langit malam Yerusalem, meski sirene peringatan serangan udara tidak terdengar di kota tersebut. Namun, sirene berbunyi di kota Haifa di Israel utara.

Dinas ambulans Israel melaporkan satu perempuan berusia 20-an tewas dan 13 lainnya terluka setelah sebuah rudal menghantam rumah dua lantai di wilayah utara Israel. Iran sendiri menyatakan bahwa depo minyak Shahran di Teheran terkena serangan, namun situasi berhasil dikendalikan.

Presiden AS Donald Trump mengeluarkan peringatan keras kepada Teheran terkait kemungkinan serangan lebih besar, tetapi juga membuka pintu bagi penyelesaian diplomatik jika Iran bersedia "secara drastis menurunkan level program nuklirnya."

Sebuah putaran perundingan nuklir antara AS dan Iran yang semula dijadwalkan digelar di Oman pada Minggu akhirnya dibatalkan. Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi menegaskan bahwa "tidak mungkin dilakukan pembicaraan sementara Iran terus menjadi sasaran serangan barbar Israel."

Serangan Israel pada Sabtu menandai perubahan signifikan dalam strategi dengan menyasar infrastruktur energi. Kantor berita semi-resmi Tasnim melaporkan bahwa produksi di ladang gas South Pars - fasilitas gas terbesar di dunia yang terletak di provinsi Bushehr - sempat dihentikan sebagian akibat kebakaran yang dipicu serangan Israel.

Ketakutan pasar atas potensi terganggunya ekspor minyak dari kawasan ini telah memicu lonjakan harga minyak hingga 9% pada Jumat, meski pada hari pertama Israel belum menyentuh sektor minyak dan gas Iran.

Sementara itu, seorang jenderal Iran, Esmail Kosari, mengatakan pemerintah sedang mempertimbangkan opsi untuk menutup Selat Hormuz - jalur vital bagi ekspor minyak global - sebagai tanggapan atas serangan ini.

Pemerintah Iran mengungkap bahwa pada hari pertama serangan Israel, sebanyak 78 orang tewas. Pada hari kedua, jumlah korban bertambah, termasuk 60 orang tewas ketika sebuah rudal menghancurkan apartemen 14 lantai di Teheran.

Dari jumlah itu, 29 korban adalah anak-anak. Iran juga melaporkan tiga orang tewas dalam serangan balasan rudal mereka ke Israel pada Jumat malam.

Netanyahu dalam pidatonya menyerukan rakyat Iran untuk bangkit melawan rezim ulama yang berkuasa. "Operasi ini akan berlangsung selama beberapa minggu. Kami tidak akan berhenti sampai ancaman terhadap Israel dihapuskan," kata Netanyahu.

Organisasi HAM Israel terkemuka, B'Tselem, mengkritik langkah pemerintah Israel.

"Alih-alih menempuh semua jalur diplomatik, pemerintah memilih perang yang mempertaruhkan nyawa seluruh kawasan," tegas organisasi tersebut dalam pernyataannya.

Teheran memperingatkan bahwa negara-negara sekutu Israel juga akan menjadi sasaran jika mereka ikut campur atau membantu mencegat rudal Iran. Namun, kemampuan Iran untuk membalas dianggap terbatas setelah dua proksi terkuatnya di kawasan, Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon, mengalami kemunduran signifikan akibat konflik yang telah berlangsung selama lebih dari 20 bulan.

Israel berdalih bahwa serangannya diperlukan untuk menghentikan Iran yang dianggap sedang berada di ambang memproduksi senjata nuklir. Militer Israel menyatakan, "Serangan ini dirancang untuk menggagalkan langkah terakhir Iran menuju produksi senjata nuklir."

Iran membantah tuduhan tersebut dan beikukuh bahwa program nuklirnya murni untuk tujuan sipil. Namun, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) melaporkan pada pekan ini bahwa Iran telah melanggar kewajiban berdasarkan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT).


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Israel Serang Iran, Komandan Pasukan Garda Revolusi Islam Diduga Tewas

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |