Bukit Asam Beberkan Program Padat Karya untuk Dukung Ekonomi Warga Lokal

1 day ago 3

Jakarta -

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) telah menyiapkan sejumlah program untuk menggerakkan roda perekonomian masyarakat di sekitar wilayah operasional. Langkah itu dilakukan untuk mendukung kehidupan masyarakat dan lingkungan yang berkelanjutan.

Direktur Utama Bukit Asam, Arsal Ismail mengatakan setidaknya ada lima program yang telah disiapkan. Adapun program tersebut untuk mendorong penciptaan lapangan kerja dan meningkatkan kemandirian ekonomi lokal.

"Kami meyakini bahwa pembangunan berkelanjutan harus melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Melalui program-program padat karya ini, kami tidak hanya memberikan bantuan finansial, tetapi juga investasi pada sumber daya manusia dan infrastruktur, menciptakan dampak berganda yang positif bagi komunitas," kata Arsal Ismail dalam keterangan tertulis, Senin (2/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arsal menjelaskan lima program tersebut yakni Desa Impian, Hilirisasi Bambu, Pengembangan Sentra Industri Bukit Asam Manufaktur, Sentra Industri Bukit Asam Batik Kujur, dan UMK Binaan-Sentra Industri Bukit Asam (SIBA) Jamur.

Program Desa Impian

Dia menjelaskan untuk Program Desa Impian model pemberdayaan dilakukan melalui kolaborasi pada sektor agrikultur. Program ini bertujuan untuk memberdayakan 85 orang masyarakat lokal yang tersebar di 7 desa terdiri dari eks Pekerja PETI (Penambangan Tanpa Izin), masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), dan ibu rumah tangga (IRT) dari keluarga pra-sejahtera.

Lewat program ini diharapkan mampu mendukung praktik usaha yang berwawasan lingkungan melalui pendekatan ekonomi sirkular memanfaatkan limbah dan kegiatan agrikultur.

"Program ini lahir dari kolaborasi erat antara kelompok yang memiliki minat dan kepedulian terhadap lingkungan serta ketahanan pangan. Berawal dari lingkaran diskusi dan praktik di antara kelompok pembibitan eco agrotomation, kelompok budidaya burung puyuh, dan kelompok budidaya ikan," jelasnya.

"Program ini berkembang menjadi sebuah inisiatif bersama yang bertujuan untuk menciptakan solusi inovatif dan berkelanjutan dalam bidang perkebunan, peternakan, dan perikanan," sambungnya.

Hilirisasi Bambu

Arsal mengatakan program ini diinisiasi sebagai respons terhadap permasalahan maraknya pekerja tambang ilegal di sekitar perusahaan. Program Hilirisasi Bambu dikembangkan untuk menyediakan alternatif ekonomi bagi masyarakat, khususnya bagi mereka yang terdampak tambang ilegal.

"Hilirisasi Bambu melibatkan pemanfaatan bambu dari hulu ke hilir, mulai dari penanaman, pengolahan, hingga pemasaran produk berbasis bambu seperti tusuk sate dan kerajinan bambu. Perusahaan juga telah berinvestasi sosial melalui pelatihan dan pendampingan dalam hal produksi, pengolahan, hingga pemasaran produk," tuturnya.

Pengembangan Sentra Industri Bukit Asam Manufaktur

Program ini diinisiasi oleh PTBA untuk memberdayakan perekonomian masyarakat khususnya di wilayah ring 1 perusahaan. Arsal menjelaskan adanya program ini dilatarbelakangi oleh potensi tenaga kerja produktif dengan keahlian tertentu yang bisa bersaing dengan perusahaan sebagai mitra ataupun rekan kerja.

"Di sisi lain adanya ketergantungan perusahaan akan sparepart dari luar negeri. Sejalan dengan hal ini perusahaan ingin menciptakan klaster industri perbengkelan di sekitar tambang melalui program TJSL untuk mendukung operasi tambang," kata Arsal.

Sentra Industri Bukit Asam Batik Kujur

Arsal menjelaskan untuk Program SIBA Batik Kujur hadir sebagai wujud pemberdayaan 37 perempuan dengan memberikan keterampilan membatik kepada ibu-ibu usia produktif. Program ini tidak hanya membuka peluang ekonomi bagi mereka, tetapi juga memperkuat peran perempuan dalam pelestarian budaya lokal.

Adapun program ini didukung oleh kekayaan tradisi dan seni batik khas daerah. Pasalnya, SIBA Batik Kujur berkembang menjadi penggerak ekonomi kreatif yang memberdayakan serta melestarikan warisan budaya bagi generasi mendatang.

Program Pemberdayaan Perempuan UMK Binaan - Sentra Industri Bukit Asam (SIBA) Jamur

Arsal menambahkan pihaknya berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat melalui program budidaya jamur hingga proses hilirisasinya. Melalui pelatihan dan pendampingan, anggota kelompok dibekali keterampilan dalam membudidayakan jamur serta mengolahnya menjadi berbagai produk bernilai tambah.

Selain itu, pihaknya juga mendukung pemasaran produk agar mereka dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga dan berkontribusi pada perekonomian lokal. Pada tahun 2024, penjualan produk jamur mencapai 5.685 penjualan. Adapun total omzet sebesar Rp 132 juta dengan pendapatan yang masih fluktuatif tergantung permintaan konsumen.

"Melalui kelima program padat karya ini serta berbagai program yang telah diimplementasikan perusahaan kepada masyarakat, PTBA berharap dapat terus berkontribusi dalam menciptakan ekosistem ekonomi yang tangguh dan mandiri di tengah masyarakat, selaras dengan komitmen perusahaan untuk tumbuh bersama dan memberikan manfaat yang berkelanjutan," tutup Arsal.

(prf/ega)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |