Kata Istana soal Edaran tentang COVID Bukan Menakuti tapi agar Waspada

1 day ago 6
Jakarta -

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengeluarkan surat edaran (SE) terkait kewaspadaan peningkatan COVID-19. Istana menegaskan bahwa langkah ini bukan dalam upaya menakut-nakuti.

Istana mengatakan masyarakat seharusnya menjadikan kabar ini sebagai tanda waspada. Diketahui negara tetangga mengalami peningkatan kasus COVID.

"Sampai saat ini kan Kementerian Kesehatan mengeluarkan edaran untuk seluruh dinas kesehatan yang ada di Indonesia. Ini bentuk kewaspadaan. Karena kita sadar di beberapa negara tetangga ada peningkatan kasus COVID lagi," kata Hasan kepada wartawan di kantor PCO, Gedung Kwarnas Pramuka, Jakarta Pusat, Selasa (3/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Istana menyebutkan positivity rate di Indonesia kini ada di angka 3,68 persen. Hasan meminta masyarakat meningkatkan protokol kesehatan yang pernah dilakukan.

"Jadi kalau dari 100 orang diuji spesimennya, ada 3,68 atau hampir 4 orang yang terindikasi positif. Ini bentuk kewaspadaan," ujarnya.

"Bagaimanapun, kalau sudah ada di negara tetangga peningkatan kasus, kita kan juga harus mulai kewaspadaan. Kemudian hidup bersih, hidup sehat, berolahraga, pola makan sehat. Kalau badan nggak enak, pakai masker," tambahnya.

Hasan menyarankan warga agar tidak berinteraksi jika memang tidak dalam kondisi fit. Dia menegaskan bahwa bersikap waspada itu penting.

"Kurangi interaksi dengan orang kalau badannya lagi nggak enak atau kalau betul-betul nggak enak, periksakan diri ke rumah sakit atau ke dokter supaya bisa diketahui lebih lanjut," katanya.

"Jadi ini bukan buat menakut-nakuti, tapi harus waspada wajib. Karena kita sudah pernah melewati pengalaman seperti ini, maka waspada itu wajib," pungkasnya.

7 Positif COVID di Indonesia

Virus variant, coronavirus, spike protein. Omicron. Covid-19 seen under the microscope. SARS-CoV-2, 3d rendering Ilustrasi (Edi Wahyono/detikcom)

Kasus COVID-19 tengah meningkat di Asia Tenggara, termasuk di Singapura dan Thailand. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendeteksi ada 7 kasus COVID-19 pada minggu lalu.

"Jumlah kasus terlapor M22 (25-31 Mei) adalah sebanyak 7 kasus," laporan data Kemenkes yang diberikan oleh jubir Kemenkes, Widyawati, kepada wartawan, Selasa (3/6/2025).

Pada 25-31 Mei, positivity rate sebesar 2,05%. Artinya, dari 100 orang yang diperiksa, terdapat 2 orang yang hasilnya positif COVID-19.

Positivity rate tertinggi pada 2025 terjadi pada minggu epidemiologi ke-19, yakni sebesar 3,62%. Tercatat kenaikan kasus tertinggi di minggu ke-19 terjadi di Provinsi Banten, Jakarta, dan Jawa Timur.

Selama 2025, Kemenkes sudah memeriksa 2.160 spesimen. Dari 2.160 spesimen itu, 72 di antaranya positif COVID.

Menkes Lapor Prabowo

Menkes Budi Gunadi Sadikin menghadap Presiden Prabowo di Istana Menkes Budi Gunadi Sadikin menghadap Presiden Prabowo di Istana. (Eva/detikcom)

Menkes Budi Gunadi Sadikin menghadap Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara sore ini. Budi akan melaporkan terkait perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia.

"COVID-19, lebih ke situ," kata Budi kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/6/2025).

Secara umum, Budi menyebutkan kenaikan kasus COVID di Indonesia masih terbilang kecil. Ia lantas meminta masyarakat tidak khawatir.

"Kita amati kalau ada di Indonesia, kenaikannya itu masih kecil sekali. Nah, itu sudah terlihat di beberapa pusat-pusat surveillance-lah, ada beberapa yang kita kasih. Seterusnya, memang di luar negeri naik, tapi itu variannya, subvarian dari Omicron yang big, jadi itu sama dengan subvarian kita lihat yang JN.1. Jadi harusnya nggak usah khawatir," ujarnya.

Legislator Minta Jadi Alarm

Netty Prastiyani Aher Foto: DPR RI

Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetyani Aher meminta pemerintah responsif dalam menghadapi potensi lonjakan kasus COVID-19 di kawasan Asia agar tidak meluas di Indonesia. Ia mengatakan pemerintah RI tak boleh lengah.

"Peningkatan kasus COVID-19 di Thailand, Malaysia, Singapura, dan Hong Kong harus menjadi alarm kewaspadaan bagi Indonesia. Kita tidak boleh lengah," kata Netty kepada wartawan, Selasa (3/6/2025).

Ia menyebutkan tren kasus COVID-19 di Indonesia meningkat pada minggu ke-21 dari minggu sebelumnya dengan persentase 0 persen ke 5 persen. Netty mengapresiasi dikeluarkannya surat edaran oleh Kemenkes sebagai bentuk antisipasi.

"Surat edaran tidak cukup jika hanya berhenti di meja birokrasi. Perlu ada percepatan koordinasi lintas sektor hingga ke level fasilitas kesehatan terdepan di lapangan," ujar Netty.

Netty menekankan pentingnya upaya komunikasi yang jelas dan terstruktur kepada masyarakat agar tidak terjadi kepanikan. Namun ia juga mengimbau kepada publik untuk tetap waspada.

"Edukasi soal pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, penggunaan masker bagi yang sakit, serta kesadaran untuk segera memeriksakan diri jika bergejala, harus terus digencarkan. Jangan sampai masyarakat justru abai karena merasa pandemi sudah usai," ungkap Netty.

Legislator PKS ini juga meminta adanya peningkatan pengawasan terhadap mobilitas warga. Salah satu yang perlu diantisipasi, katanya, yakni arus individu di pintu-pintu masuk ke Indonesia.

"Mobilitas warga dari satu tempat ke tempat lain, dari luar negeri ke Indonesia, itu menjadi salah satu pintu penularan COVID-19," jelas Legislator dari Dapil Jawa Barat VIII itu.

Tonton juga "Menkes soal Kasus COVID-19 Naik: Varian Relatif Tak Mematikan" di sini:

(azh/lir)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini


Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |