BPS Sebut Ketimpangan Gender RI Terus Menyusut, Ini Buktinya

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Indonesia turun menjadi 0,421 pada 2024. Ini merupakan angka terendah dalam tujuh tahun terakhir.

Penurunan sebesar 0,026 poin ini lebih dari dua kali lipat dibanding penurunan tahun sebelumnya, dan menjadi laju penurunan tercepat sejak 2018. Selama periode 2018-2024, rata-rata penurunan IKG per tahun sebesar 0,013 poin.

"Perbaikan terjadi di seluruh dimensi penyusun IKG, terutama pada dimensi pasar tenaga kerja," tulis BPS dalam rilis resminya, Senin (5/5/2025).

Dalam rilis resmi BPS, dimensi pasar tenaga kerja mencatat perbaikan signifikan dengan meningkatnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan sebesar 1,90 poin menjadi 56,42%. Angka ini mengungguli kenaikan TPAK laki-laki yang hanya naik 0,40 poin ke 84,66%.

Sementara itu, pada dimensi pemberdayaan, partisipasi perempuan di parlemen juga naik menjadi 22,46% dari sebelumnya 22,14%. Di sektor pendidikan, proporsi perempuan usia 25 tahun ke atas yang menempuh pendidikan minimal SMA naik tipis ke 37,64%.

Dari sisi kesehatan reproduksi, dua indikator Utama angka kelahiran anak pertama di bawah usia 20 tahun dan persalinan di luar fasilitas kesehatan, juga mengalami penurunan. Ini pun menandakan membaiknya akses layanan kesehatan bagi perempuan.

Sebanyak 26 dari 38 provinsi mencatat penurunan IKG. Provinsi dengan perbaikan paling tajam adalah Nusa Tenggara Barat (turun 0,120 poin), Kepulauan Bangka Belitung (0,111 poin), dan DKI Jakarta (0,109 poin). Sementara itu, lima provinsi tercatat mengalami peningkatan IKG, termasuk Maluku dan Kalimantan Timur.

Meski demikian, 22 provinsi masih mencatat IKG di atas rata-rata nasional. Artinya, kesetaraan gender di wilayah-wilayah tersebut masih menjadi pekerjaan rumah. BPS juga menyebutkan penyajian IKG tahun ini mencakup seluruh provinsi di Indonesia, termasuk daerah otonomi baru di Papua dan Papua Barat, sehingga cakupan datanya lebih komprehensif dibanding tahun-tahun sebelumnya.


(hsy/hsy)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Resistensi Bisnis Wewangian di Tengah Pelemahan Daya Beli

Next Article Ramai-Ramai Malas Nikah, Jumlah Pengantin Baru di Korsel Terjun Bebas

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |