Besok Diumumkan Dampak Ulah Trump ke Ekspor Indonesia

2 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Neraca perdagangan diproyeksi masih berada di zona surplus periode April 2025. Surplus kali ini diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya.

Sebagai catatan, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data neraca perdagangan Indonesia periode April 2025 pada Kamis (15/5/2025). Neraca perdagangan April 2025 akan mencerminkan seberapa besar dampak kebijakan perang dagang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Sebagai catatan, Trump mengumumkan kebijakan tarif impor 10% dan tarif resiprokal  pada 2 April 2025. Trump juga terus mengganti kebijakan tarif impornya.  Trump memang menunda tarif resiprokal hingga 90 hari tetapi tetap memberlakukan tarif 10%.
Kebijakan yang berubah-ubah ini tentu berdampak kepada aktivitas perdagangan karena importir atau eksportir bisa ragu memesan atau mengirim barang.

Surplus perdagangan Indonesia juga diperkirakan akan menyusut karena ada libur panjang Lebaran Jari Raya Idul Fitri hingga 8 April 2025.

Apabila surplus neraca perdagangan kali ini kembali terjadi, maka Indonesia sudah membukukan surplus selama 60 bulan beruntun sejak Mei 2020.

Ekonom Bank Danamon, Hosianna Situmorang memperkirakan Indonesia kembali mencatat surplus sebesar US$3,85 miliar.

Ia menyampaikan kinerja ini ditopang oleh beberapa faktor utama:

  1. Musim Lebaran menyebabkan normalisasi impor setelah lonjakan permintaan barang dan jasa jelang Ramadan di bulan sebelumnya.
  2. Harga komoditas utama seperti CPO dan emas meningkat, mendorong nilai ekspor secara signifikan.
  3. Pelemahan nilai tukar rupiah turut membuat ekspor lebih kompetitif meski menjadi tantangan bagi impor barang konsumsi.
  4. Ekspor diperkirakan tumbuh 10,4% YoY, sementara impor naik 5,4% YoY, mencerminkan permintaan domestik yang masih terjaga.

Sebagai informasi, Indonesia melakukan ekspor logam mulia perhiasan dan permata sebanyak 2.367 ton selama Januari-April 2024 atau US$3,2 miliar atau setara dengan Rp52,8 triliun (kurs Rp16.500/US$).

Ini terjadi seiring dengan kenaikan harga dan pelemahan nilai tukar rupiah.

"Seiring dengan peningkatan harga emas di pasar internasional pada awal 2024 dan juga penguatan nilai mata uang dolar AS, volume ekspor logam mulai perhiasan dan permata Indonesia mengalami tren meningkat,"" ungkap Deputi Bidang Distribusi dan Jasa, Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Rabu (15/5/2024)

Harga emas dunia melonjak sepanjang April 2025 sebesar 5,27% dan ditutup di posisi US$3.287/troy ons. Bahkan harga emas dunia sempat ditutup di level yang tinggi yakni US$3.424/troy ons pada 21 April 2025.

Apabila dilihat lebih rinci, ekspor emas pada Januari sebesar 208 ton, Februari sebesar 330 ton, Maret 1.082 ton dan April 747 ton.

Indonesia paling banyak mengekspor ke Swiss, porsinya 21,37% dari total ekspor logam mulia Indonesia. Adapun negara tujuan ekspor yaitu:

  1. Swiss US$ 700 juta (21,3%)
  2. Hong Kong US$ 492 juta (15,02%)
  3. India US$ 492 juta (15,01%)
  4. Jepang US$ 458 juta (13,98%)
  5. Negara lainnya US$ 1,13 juta (34,62%)

Selain itu, pelemahan mata uang Garuda juga membuat ekspor lebih kompetitif dibandingkan negara lainnya.

Berdasarkan data dari Refinitiv, rupiah terdepresiasi sebesar 0,24% pada sepanjang bulan lalu dan bahkan sempat menyentuh level Rp16.860/US$ pada 9 April 2025 atau tak lama setelah libur Lebaran.

Proyeksi surplus neraca perdagangan Indonesia juga tidak hanya diekspektasikan oleh Hosianna, melainkan juga oleh sejumlah ekonom lainnya.

Bank Central Asia (BCA), Sucor Sekuritas, dan Bank CIMB memperkirakan surplus neraca perdagangan April 2025 masing-masing sebesar US$2,57 miliar, US$4,1 miliar, dan US$2,5 miliar.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |