Benarkah Terpilihnya Paus Leo XIV Bagian dari Konspirasi?

7 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Habemus Papam! Asap putih mengudara dari cerobong Kapel Sistine, Vatikan setelah dua hari masa konklaf atau pemilihan Paus baru.

Tak lama berselang Kardinal Roberts Francis Prevost muncul di balkon utama Basilika Santo Petrus pada Jumat dini hari, 9 Mei 2025. Ia ditahbiskan menjadi pemimpin Vatikan dan 1,4 miliar umat Katolik di seluruh dunia sebagai Paus Leo XIV.

Politik Hingga Pemilihan yang Cepat Jadi Kontroversi Konklaf 2025

Kenapa konklaf saat ini terkesan cepat? Apakah ada pengaruh politik hingga Paus Leo XIV terpilih?

Itu adalah pertanyaan yang mendengung sesaat usai Paus baru terpilih. Vatikan memang umum dibalut teori-teori konspirasi sejak dahulu dan selalu menimbulkan pertanyaan tiap kejadian di Basilika.

Paus adalah sejarah panjang umat Katolik sejak 2.000 tahun lalu, Sebagai suksesor murid Yesus Kristus, Rasul Santo Petrus, Paus yang juga pemimpin miliaran umat Katolik, Paus memiliki pengaruh besar di dunia. Sehingga selalu jadi sorotan seluruh jagad.

Konklaf 2025 berlangsung sejak 7 Mei 2025, dan dalam dua hari sudah terpilih Paus baru pada 9 Mei 2025. Dalam perjalanan Konklaf tahun ini, dua asap hitam sempat membumbung dari Kapel Sistine tanda putaran pemilihan yang belum mencapai sepakat.

Jika menilik ke belakang, dalam lima konklaf terkahir, paling lama adalah tiga hari sampai Paus baru terpilih.

Pemilihan Paus Fransiskus pada Maret 2013 berlangsung selama dua hari atau sama seperti tahun ini lamanya.

Saat itu, para kardinal melakukan lima putaran pemungutan suara, yakni satu putaran suara pada hari pertama dan empat putaran pungutan suara hari berikutnya.

Sama seperti pemilihan Paus Benediktus XVI pada 2025 yang dipilih dalam waktu dua hari konklaf.

Saat pemilihan Paus Yohanes Paulus II pada Oktober 1978, konklaf berlangsung selama tiga hari. Pada tahun tersebut adalah tahun luar biasa sebab terpilih 2 Paus dalam satu tahun.

Konklaf sebelumnya diadakan pada Agustus 1978 dan terpilih Paus Yohanes Paulus I setelah dua hari. Namun, Paus Yohanes Paulus I meninggal setelah masa jabat 33 hari.

Lima belas tahun sebelumnya, Paus Paulus VI terpilih usai tiga hari konklaf pada Juni 1963.

Perbincangan soal unsur politis dalam pemilihan Paus baru sudah berhembus sejak awal. Terutama jika melihat ada 108 Kardinal yang dipilih Paus Fransiskus masuk dalam 133 elektor dalam konklaf 2025. Seperti menegaskan agar legasi Paus Fransiskus dilanjutkan oleh Paus berikutnya.

Apa yang menjadi teori menjadi kenyataan saat Paus Leo XIV terpilih. Ia adalah kardinal Agustinian yang dipilih oleh Paus Fransiskus pada 2023 lalu.

Pesan Damai yang Kuat dari Paus Leo XIV

Apapun teori politik dibalik konklaf, pesan Pasu Leo XIV sangat jelas, yakni damai dan dialog terbuka. Ini adalah hal yang selelalu disuarakan oleh Paus Fransiskus, begitu juga oleh para pendahulunya.

"Semoga damai menyertai kalian," kalimat pertama yang diserukan Kardinal Robert Francis Prevost sebagai Paus Leo XIV di balkon utama Basilika Santo Petrus.

"Saudara-saudari terkasih, inilah salam pertama dari Kristus yang bangkit, sang gembala yang baik yang menyerahkan nyawanya bagi kawanan domba Allah. Saya juga ingin agar salam damai ini masuk ke dalam hati kalian, menjangkau keluarga-keluarga kalian dan semua orang, di mana pun mereka berada; dan semua bangsa, dan seluruh bumi: Semoga damai menyertai kalian," lanjutnya.

Pesan damai yang mendalam, mengingat saat ini dunia tengah digempur kebencian. Langit biru berubah mencekam karena kepulan asap penderitaan. Burung-burung bermigrasi ke tempat damai, bertukar dengan burung besi pembawa rudal dan bom.

"Inilah damai Kristus yang bangkit, damai yang melucuti senjata, merendahkan hati, dan memelihara. Damai itu datang dari Allah. Allah, yang mengasihi kita semua, tanpa batasan atau syarat apa pun," katanya lagi.

Ia juga berpesan agar Gereja dapat menjadi jembatan dialog dan selalu terbuka untuk menerima semua orang.

"Kita harus melihat bersama bagaimana menjadi Gereja misionaris, membangun jembatan, dialog, selalu terbuka untuk menerima dengan tangan terbuka bagi semua orang, seperti lapangan ini, terbuka untuk semua, bagi semua yang membutuhkan amal kasih kita, kehadiran kita, dialog, cinta kasih," katanya.

Kenapa Leo XIV Dipilih Menjadi Nama Papal?

Pemilihan nama Papal adalah tradisi sebagai bentuk visi dan bentuk kekaguman terhadap pendahulunya.

Leo sebelumnya, Leo XIII menjabat sebagai Paus antara 1879 hingga 1903. Ia adalah seorang pembela hak-hak pekerja yang gigih.

Paus Leo XIII sebagai penanda pemikiran sosial Katolik moderen, paling terkenal adalah ensiklik Rerum Novarum atau yang bisa diterjemahkan sebagai "tentang hal-hal baru". Ensiklik yang keluar pada 1891 tersebut membahas hak-hak pekerja dan kapitalisme pada awal era industrialisasi.

Secara tersirat, Kardinal Robert Francis Prevost, bisa jadi memiliki misi dalam hal-hal sosial. Terutama mengenai keadilan sosial yang selama ini disuarakan oleh Paus Fransiskus.

"Nama itu merupakan tanda komitmen mendalam terhadap isu-isu sosial", kata Natalia Imperatori-Lee, ketua studi agama di Universitas Manhattan dikutip pada Jumat (9/5/2025).

"Saya pikir Paus (baru) ini menyampaikan sesuatu tentang keadilan sosial, dengan memilih nama ini, bahwa hal itu akan menjadi prioritas. Ia melanjutkan banyak pelayanan Fransiskus," ucapnya.

Paus Leo XIV juga mengucapkan terima kasih kepada Paus Fransiskus saat pidato pertamanya.

"Terima kasih Paus Fransiskus," katanya.

Sebuat pesan bersahabat dan menandakan gairah misi soal keadilan sosial yang dibalut dalam pesan damai oleh Paus Leo XIV kepada dunia yang saat ini sedang kacau balau.

Mengutip ucapan Paus Leo XIV,"Semoga damai menyertai kalian." Semoga damai kembali menyelimuti dunia yang saat ini terlalu dingin untuk keadilan sosial bagi umatnya.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |