Jakarta -
Dharmapala Nusantara-Forum Aktivis Buddhis Bersatu menolak pemasangan stairlift di Candi Borobudur. Selain dinilai mencemari visual otentik Candi Borobudur, pemasangan starlift dianggap menghilangkan kesakralan monumen itu sendiri.
"Meskipun kami mencatat adanya klarifikasi Menteri Kebudayaan bahwa instalasi yang dimaksud bukanlah eskalator masif, melainkan stairlift yang diklaim bersifat non-permanen dan tidak merusak, kami tetap memandang rencana ini dengan kekhawatiran dan sejumlah pertanyaan kritis yang mendasar," ujar Ketua Umum Dharmapala Nusantara-Forum Aktivis Buddhis Bersatu, Kevin Wu, dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (28/5/2025).
Kevin Wu mengatakan Candi Borobudur bukan sekadar monumen atau benda purbakala, melainkan monumen hidup yang memberikan pesan moral dan kebijaksanaan bagi siapa saja yang mengunjunginya. Untuk mendapatkan pengalaman dan pesan yang disampaikan oleh Candi Borobudur, setiap pengunjung hendaknya melakukan pradaksina/mengelilingi Candi Borobudur di setiap tingkatannya sebab di sana ada relif-relif yang menyimpan pesan moral, spiritual dan kebijaksanaan yang universal dan sangat bermanfaat bagi umat manusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika mengunjungi Candi Borobudur dengan langsung menaiki puncaknya, seseorang tidak akan memperoleh manfaat apapun kecuali melihat pemandangan, sebab cerita-cerita moral yang terpahat dalam dinding-dinding Candi Borobudur tidak ia dapatkan, dengan demikian tujuan mengunjungi Candi Borobudur hanya sebatas wisata biasa," ujarnya.
Bertolak Belakang dengan Konservasi
Ia menyampaikan Candi Borobudur merupakan monumen sakral yang keagungan dan nilai universalnya terletak pada keaslian material, desain, teknik pengerjaan, serta lanskap visualnya yang harmonis. Pemasangan instalasi modern, sekalipun diklaim 'ringan' dan 'tidak menembus batu', secara inheren akan mengintroduksi elemen asing yang berpotensi mengganggu otentisitas visual dan pengalaman spiritual pengunjung.
"Apakah klaim 'tidak merusak' telah melalui uji tuntas independen dan transparan yang hasilnya dapat dipertanggungjawabkan kepada publik, khususnya terkait dampak getaran mikro, tekanan, atau perubahan kondisi permukaan batu akibat kontak jangka panjang, sekalipun temporer?" tanyanya.
Rencana pemasangan stairlift ini menurutnya juga tidak sejalan dengan upaya konservasi yang selama ini telah berjalan. Selama ini masyarakat memahami dan mendukung kebijakan ketat di Borobudur seperti kewajiban penggunaan sandal khusus (upanat) oleh pengunjung demi melindungi setiap jengkal batuan candi dari abrasi.
"Kebijakan ini menunjukkan betapa rapuhnya material candi dan betapa seriusnya kita dalam upaya pelestariannya. Lantas, bagaimana kita dapat menerima instalasi mekanis seperti stairlift--yang secara bobot dan potensi gesekan jelas jauh melampaui dampak alas kaki--dipasang pada struktur yang sama rapuhnya? Ini adalah sebuah kontradiksi yang patut dipertanyakan secara mendalam. Bukankah ini sebuah langkah mundur dari semangat konservasi yang telah dibangun?" lanjutnya.
Simak Video: Pemasangan Stairlift Borobudur Disebut untuk Memudahkan Presiden Macron
Baca selanjutnya: penjelasan PCO
Pertanyakan Urgensi Pemasangan Stairlift
Dharmapala Nusantara mempertanyakan urgensi pemasangan stairlift di Candi Borobudur. Selama berpuluh-puluh tahun, masyarakat, termasuk lansia dan mereka yang memiliki keterbatasan fisik, telah mengunjungi Borobudur dan menerima kondisinya apa adanya.
"Banyak yang memilih untuk tidak memaksakan diri naik ke tingkat atas demi menghormati keterbatasan fisik pribadi maupun integritas candi. Apakah memang ada desakan publik yang masif dan mendesak untuk fasilitas semacam ini, ataukah ini lebih didorong oleh kebutuhan pragmatis jangka pendek yang mengorbankan prinsip pelestarian jangka panjang?" katanya lagi.
Dharmapala Nusantara-Forum Aktivis Buddhis Bersatu secara tegas menolak pemasangan stairlift di Candi Borobudur. Kalaupun hanya sementara, keberadaan starlift dianggap akan mencemari visual otentik Candi Borobudur.
"Kami menolak dengan tegas wacana pemasangan stairlift secara permanen. Instalasi tersebut, bahkan jika hanya sementara, akan mencemari visual autentik Candi Borobudur dan berpotensi membuka preseden bagi intervensi-intervensi teknologi lainnya di masa depan. Candi Borobudur bukanlah taman hiburan yang dapat ditambahi fasilitas artifisial demi kenyamanan sesaat. Kesakralan dan kemegahannya justru terpancar dari keaslian dan kesederhanaan aksesnya yang menuntut penghormatan," paparnya.
Lebih lanjut, Dharmapala Nusantara-Komunitas Aktivis Buddhis Bersatu meminta Istana untuk meninjau ulang rencana pemasangan stairlift tersebut.
"Kepada Istana Kepresidenan dan Kementerian Kebudayaan, kami harapkan agar meninjau ulang secara kritis dan komprehensif urgensi serta dampak pemasangan stairlift di Candi Borobudur, dengan memprioritaskan prinsip kelestarian otentisitas dan integritas cagar budaya di atas pertimbangan pragmatis lainnya," katanya.
Penjelasan PCO
Sebelumnya, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi memastikan pemasangan stairlift di Candi Borobudur dalam rangka kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron tidak akan merusak cagar budaya. Ia mengatakan stairlift dipasang atas pengawasan Kementerian Kebudayaan.
"Banyak yang kemudian menduga apakah ini merusak cagar budaya atau tidak? Teman-teman itu semua dibangun dengan pengawasan dari Kementerian Kebudayaan," kata Hasan kepada wartawan di Kantor PCO, Gedung Kwarnas Pramuka, Jakarta Pusat, Senin (26/5).
Dalam pemasangannya pun, kata Hasan, tidak ada proses pemakuan hingga pengeboran. Sehingga saat kunjungan selesai, stairlift itu akan kembali dibongkar.
"Tidak ada paku, tidak ada bor. Jadi hanya ditaruh, didudukkan, ditaruh saja. Jadi nanti ketika misalnya itu selesai, itu bisa dibongkar dengan mudah," ujarnya.
Hasan memastikan pemasangan stairlift itu dipasang untuk memudahkan kunjungan Presiden Macron. Di waktu kunjungan yang terbatas diharapkan Presiden Macron bisa tetap menikmati salah satu keajaiban dunia secara keseluruhan.
Simak Video: Hasan Nasbi soal Stairlift Borobudur: Tidak Ada Paku dan Bor
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini