YouTube Berubah Total Minggu Depan, YouTuber Takut Jadi Miskin

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - YouTube akan memperbarui kebijakan layanannya untuk menindak keras para kreator konten yang meraup pendapatan dari konten-konten tidak orisinil. Di antaranya termasuk konten video yang diproduksi massal dan bersifat repetitif.

Kehadiran konten-konten tersebut makin membludak berkat bantuan teknologi kecerdasan buatan (AI). Alhasil, algoritma dan linimasa pengguna YouTube disesaki konten-konten tidak berkualitas.

Perubahan besar-besaran pada kebijakan program YouTube Partner Program (YPP) Monetization akan diluncurkan pada pekan depan, tepatnya 15 Juli 2025.

Di dalamnya akan dijelaskan pedoman detail terkait konten apa saja yang berhak dan tidak berhak meraup pendapatan dari YouTube, dikutip dari Tech Crunch, Jumat (11/7/2025).

Saat ini, kebijakan yang pakem belum dirilis, tetapi sebuah halaman di laman Bantuan YouTube menjelaskan bahwa kreator selalu diwajibkan untuk mengunggah konten "asli".

Pembaruan tersebut menyatakan bahwa kebijakan baru ini akan membantu kreator lebih memahami seperti apa konten "tidak asli" yang ramai beredar saat ini.

Beberapa kreator YouTube alias YouTuber khawatir pembaruan ini akan membatasi kemampuan mereka untuk mendapatkan uang dari jenis video tertentu, seperti video reaksi atau video klip.

Namun, sebuah unggahan dari Kepala Editorial & Penghubung Kreator YouTube, Rene Ritchie, menyatakan hal tersebut tidak benar.

Ritchie menekankan bahwa pembaruan kebijakan YouTube sejatinya bersifat minor. Tujuannya untuk mengidentifikasi konten-konten yang diproduksi massal dan repetitif.

Ditambah lagi, Ritchie mengatakan jenis konten ini tidak memenuhi syarat untuk dimonetisasi selama bertahun-tahun, karena konten tersebut sering dianggap spam oleh audiens.

Dengan perkembangan teknologi AI, YouTube dibanjiri konten AI yang tidak bermutu atau diistilahkan 'slop'. Misalnya, suara AI yang ditumpangkan pada foto, klip video, atau konten lain yang dialihfungsikan.

Beberapa kanal yang dipenuhi musik AI memiliki jutaan pelanggan. Video palsu yang dihasilkan AI tentang peristiwa tertentu yang sensasional, telah ditonton jutaan kali.

Contoh lainnya, 404 Media melaporkan pada awal tahun ini bahwa ada serial 'true crime' di YouTube yang viral dan terdeteksi sepenuhnya dibuat oleh AI. Bahkan, video buatan AI yang menampilkan CEO YouTube Neal Mohan digunakan untuk penipuan phishing.

Padahal, YouTube memiliki tool yang memungkinkan pengguna melaporkan video deepfake. Namun, ada saja yang tetap terjerat dengan konten-konten palsu buatan AI.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Raffi Ahmad dkk Terancam Miskin, Sinyalnya Sudah Terlihat di Amerika

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |