Jakarta -
Kehadiran Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah memberikan manfaat bagi pesertanya yang membutuhkan layanan kesehatan. Seperti Antonius, Warga Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, yang telah memanfaatkan JKN untuk kelahiran anaknya.
Pria 25 tahun ini tidak menyangka istrinya harus menjalani operasi sesar. Sebagai peserta segmen Pekerja Penerima Upah (PPU), pria yang akrab dipanggil Anton ini bersyukur mendapatkan kemudahan layanan Program JKN.
"Mulanya saya membawa istri saya yang sudah terasa ingin melahirkan ke salah satu bidan di Kabupaten Sintang. Sampai di sana ternyata bidan langsung merujuk ke salah satu rumah sakit di Kabupaten Sintang. Menurut penjelasannya ketuban istri saya sudah pecah lebih dulu, sehingga harus mendapatkan penanganan di rumah sakit," ujar Anton dalam keterangannya Kamis (10/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di rumah sakit, sesuai indikasi medis dari dokter penanggung jawab, ternyata istrinya harus menjalani operasi sesar. Anton yang saat itu sudah menyiapkan JKN untuk penjaminan persalinan istrinya segera mengurus administrasi yang dibutuhkan.
"Saat itu, dokter mengatakan bahwa istri saya harus segera operasi sesar, jadi saya langsung mengurus administrasinya. Prosesnya pakai JKN karena istri saya kepesertaannya menjadi satu dengan saya yang didaftarkan oleh perusahaan tempat saya bekerja," ungkap Anton.
Tidak sampai di situ, buah hatinya itu juga harus menginap dua malam di rumah sakit karena kondisi kesehatannya yang tidak memungkinkan untuk dibawa pulang. Oleh karena itu sang buah hati membutuhkan perawatan khusus.
"Anak saya waktu itu juga harus mendapatkan perawatan khusus, jadi tidak langsung bisa dibawa pulang. Alhamdulillah tidak lama kondisinya membaik dan dibolehkan pulang bersama istri saya," ucapnya.
Selama mendapatkan pelayanan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan rumah sakit, Anton mengaku puas. Tidak ada perbedaan pelayanan dengan pasien umum maupun peserta JKN yang lain. Menurutnya, fasilitas yang didapatkan juga terbaik.
"Kami tidak mendapatkan perbedaan pelayanan selama di rumah sakit, di bidan pun langsung ditangani. Walaupun menggunakan jaminan kesehatan JKN, fasilitas dan layanan yang kami terima tetap yang terbaik. Seperti, ruang rawat inap kami ber-AC, makanan untuk istri saya tiga kali sehari dengan gizi seimbang. Semuanya terasa istimewa," ujar Anton.
Lebih lanjut, Anton sempat menanyakan kepada pihak rumah sakit terkait biaya tambahan saat mengurus kepulangan istrinya. Namun, pihak rumah sakit menyebut tidak ada biaya tambahan yang harus dibayarkan untuk pelayanan kesehatan yang diterima istri dan anaknya.
"Saat mengurus administrasi kepulangan istri, saya sempat tanya ke pihak rumah sakit, apakah ada biaya yang harus saya bayar. Ternyata jawaban dari pihak rumah sakit tidak ada biaya tambahan," ujarnya.
Dari pengalamannya, Anton merasa sangat terbantu dengan adanya Program JKN. Meskipun wajib membayar iuran rutin setiap bulannya, ia tidak keberatan. Menurutnya apa yang didapatkannya dan keluarga tidak sebanding, seperti tindakan operasi sesar istrinya yang tidak mengeluarkan biaya tambahan.
"Kalau tidak pakai JKN mungkin akan menghabiskan biaya sampai belasan juta rupiah. Pelayanan yang diberikan oleh Program JKN bagus dan tidak berbelit-belit. Kami sangat terbantu sekali, terima kasih BPJS Kesehatan," ucapnya.
Oleh karenanya, Anton mengimbau kepada masyarakat yang belum terdaftar dalam Program JKN agar segera mendaftarkan diri beserta anggota keluarganya. Menurutnya, memiliki JKN tidak ada ruginya. Meskipun tidak digunakan, manfaatnya akan terasa ketika mendadak membutuhkan layanan kesehatan.
"Kita tidak tahu kapan sakit itu datang, apalagi biaya berobat saat ini tidak murah. Seperti operasi sesar, pasti biayanya tidak murah. Kita tidak tahu berapa biaya yang harus kita keluarkan ketika kita mendadak sakit. Bersyukur ada Program JKN, kita tidak perlu mengeluarkan biaya untuk berobat. Jadi, segeralah mendaftar apabila belum terdaftar dalam Program JKN, tidak ada ruginya," pungkasnya.
Simak juga Video: Dirut BPJS Kesehatan Bicara 7,3 Juta PBI JK Yang Dinonaktifkan
(prf/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini