Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa taksi otomatis tanpa sopir (robotaxi) milik Waymo dibakar warga setempat dalam kerusuhan parah di Los Angeles, Amerika Serikat (AS).
Polisi kesusahan meredakan amarah warga yang protes dengan penangkapan para imigran atas perintah pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Sebagai informasi, Waymo merupakan anak usaha Alphabet (Google). Waymo merupakan pemimpin industri robotaxi di AS dan satu-satunya perusahaan yang sudah memegang lisensi layanan komersial untuk taksi tanpa sopir.
Asap mengepul membuat langit Los Angeles menghitam akibat amukan massa yang membakar beberapa unit Waymo. Para pengunjuk rasa berkumpul di area Civic Center di pusat kota L.A. pada Minggu (8/6) pagi waktu setempat.
Mereka memenuhi jalan bebas hambatan 101 sekitar pukul 15:30 sore waktu setempat. Jalan tersebut kemudian ditutup untuk lalu lintas selama beberapa jam karena petugas Patroli Jalan Raya California berupaya memukul mundur para demonstran, dan menahan beberapa orang dalam proses tersebut.
Sekelompok demonstran kemudian menyerbu lima taksi Waymo yang berjejer di Los Angeles Street antara jalan Arcadia dan Alameda sekitar pukul 17:00 sore.
Ban dirobek, jendela dipecahkan, dan pesan anti-ICE disemprotkan ke taksi tanpa pengemudi, tiga di antaranya kemudian dibakar.
Para pengunjuk rasa mengerumuni kendaraan, mencopot pintu dan menginjak-injak kaca depan. Seorang pria bertopeng memecahkan kaca mobil dengan papan luncur. Seorang lainnya tampak menggunakan penyembur api darurat untuk membakar bagian dalam mobil.
Saat mobil-mobil itu dilalap api, beberapa orang terlihat melemparkan skuter listrik Lime ke dalam bara api, sementara yang lain berdiri menjauh dari lokasi kebakaran. Pada satu titik, Waymo yang terkepung mulai membunyikan klakson mereka dalam hiruk-pikuk yang terkoordinasi, diselingi oleh teriakan para pengunjuk rasa dan deru helikopter polisi di atas kepala.
Departemen Kebakaran Los Angeles (LAPD) langsung bertindak untuk meredakan dampak kebakaran mobil. Sementara itu, Kepolisian Los Angeles memperingatkan kepada masyarakat untuk menjauhi area kerusuhan.
"Baterai lithium-ion yang terbakar melepaskan gas beracun, termasuk hidrogen fluorida, yang menimbulkan risiko bagi petugas tanggap darurat dan orang-orang di sekitar," kata LAPD dalam sebuah pernyataan, dikutip dari LATimes, Selasa (10/6/2025).
Robotaxi milik Waymo sudah menjadi pemandangan yang biasa di jalanan L.A. Seorang juru bicara Waymo mengatakan kepada The Times bahwa perusahaan tersebut telah menghubungi penegak hukum terkait insiden tersebut.
Setelah merilis layanan komersil di San Francisco dan Phoenix, Waymo mulai melayani masyarakat L.A pada November 2024 lalu.
Layanan ini awalnya ditunggu sekitar 300.000 orang sebelum tersedia bagi siapa saja yang mengunduh aplikasi layanan tersebut, kata juru bicara perusahaan pada bulan Januari.
Hingga Januari, Waymo telah menempuh jarak 1,9 juta mil di L.A. Meskipun popularitasnya terus meningkat, mobil-mobil tersebut sering menjadi sasaran vandalisme.
Pada Januari lalu, sekelompok orang merusak salah satu taksi tanpa pengemudi di Beverly Grove. Pada bulan Februari 2024, sebuah Waymo dibakar dengan kembang api di kawasan Chinatown, San Francisco. Pada Juli, seorang warga Castro Valley didakwa merusak 17 Waymo di San Francisco selama tiga hari, menurut San Francisco Chronicle.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Digitalisasi Dorong Peternakan Lebih Modern dan Efisien
Next Article Tak Cuma Driver Online, Kiamat Sopir Truk Mulai Terlihat